Bersamamu menjalani keseharian, aku menyadari bahwa setiap orang bisa membuat buku hariannya sendiri. Cerita tentangmu berisi curahan perasaan dan pengalaman. Tidak sedikit yang menyenangkan, tapi banyak juga yang tidak.
Kami akan selalu mengenangmu. Kalau ini bukan poto riwayat hidup dalam diary, barangkali tidak salah menjadi obituari. Lima tahun yang lalu kami mulai, hari ini lima tahun kemudian, bersama kita akhiri.
Namun, tunggu! Mungkin ini belum apa-apa. Masih banyak di sana, mereka yang merana tanpa mampu bersuara.
Serombongan anak yang harusnya bercengkrama dalam hangatnya keluarga, mencari makan dari memelas barang-barang bekas.
Oh diary, aku tidak tahan lagi. Maafkan aku, catatan akhirku kutuangkan dalam cerpen omnibus, karena rinduku mungkin tak akan hilang padamu.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H