Chow adalah penulis lagu yang lagu-lagunya sering diunggah ke internet. Sebagai penulis lagu, ia memiliki ingatan yang sangat kuat. Bila menemukan inspirasi, maka ia langsung membayangkan susunan nada dalam kepalanya.
Chow diculik oleh sekelompok geng yang ingin mendapatkan uang tebusan yang besar dari kekasihnya yang kaya. Adalah Yung yang ditugaskan untuk mengawasi Chow, yang disekap di sebuah rumah apung di tengah laut.
Dalam perjalanan kisahnya, Chow beberapa kali ingin melarikan diri. Tapi selalu gagal, apalagi rumah apung itu cukup terpencil di tengah laut.
Chow kemudian mengarang cerita sebagai bagian skenario pelarian dirinya. Ia mengatakan bahwa ia dapat membantu memberikan terapi lewat musik kepada Yung, yang dipandangnya seperti orang yang cukup putus asa.
Oleh Yung, Chow dipanggil "gadis top", karena pernah melihatnya di internet. Mungkin oleh sebab itu Yung tampaknya cukup percaya atas rencana Chow.
Chow si gadis top mengatakan kepada Yung bahwa pada awalnya lagu berasal dari suara orang yang minta tolong. Cerita ini tentu saja adalah rekaan dan mengada-ada, di sela upayanya untuk mencari akal melepaskan diri dari sang penculik. Namun, Yung percaya saja kepada cerita itu.
Merasa kasihan kepada Chow yang membuat instrumen musik dari berbagai bahan bekas di rumah apung itu, ada yang menyerupai gitar, drum, seruling dan sebagainya, yang tentu saja satu pun tidak ada yang berfungsi, maka Yung berjanji akan membelikan sebuah piano bagi Chow.
Tanpa uang yang cukup, tentu saja piano yang bisa didapatkannya adalah sebuah piano yang nyaris ringsek, seharga 200 dollar Hongkong. Namun, entah mengapa kali ini ketika Yung pergi ke kota membeli piano, gadis top ini tidak juga melarikan diri.
Antara Yung dan Chow, seorang penculik dan korbannya, di sebuah rumah apung di tengah laut ini selanjutnya malah mulai terbentuk sebuah ikatan emosi, lewat sebuah aransemen musik. Oleh Chow disebut sebagai "proyek bersama" mereka berdua.
Yung yang bernyanyi, sementara Chow yang mengiringi dengan memainkan piano ringseknya. Itu adalah sebuah pertunjukan di atas sebuah panggung yang mengapung di tengah laut.
Suara Yung cukup bagus. Sebelumnya Chow menyuruhnya untuk mengambil alat perekam suaranya di rumah kekasihnya. Tentu saja, Yung menyelinap masuk rumah dan mencurinya. Dia juga kebetulan melihat kekasih Chow berselingkuh di rumahnya, saat Chow masih berada dalam sekapan penculik.
Kenyataan itu tidak diceritakan Yung kepada Chow. Ia hanya menurut saja, mana kala Chow menyuruhnya berhenti merokok, tidak memakan makanan pedas, cukup tidur, cepat bangun pagi, dan rajin berenang, agar suara nyanyian dan jangkauan vokalnya makin bagus.
Siapa sangka, ternyata dari piano yang nyaris ringsek itu, Chow si gadis top, berhasil menyusun sebuah kompoisi musik yang indah dalam sebuah lagu yang berjudul "Sebuah Lagu yang Belum Pernah Didengar". Yung berhasil menyanyikannya dengan sepenuh hati, hingga menjadi lagu yang memikat hati.
Singkat cerita, tibalah waktu untuk mengembalikan Chow setelah ditukar dengan sejumlah uang tebusan. Ia akan segera pergi meninggalkan panggung musik terapungnya, dan Yung sang penculik.
Namun, pertukaran itu tidak mulus. Sang perantara tertangkap, kedok geng mereka juga sudah tercium oleh pihak kepolisian. Yung membawa Chow pergi ke tempat aman, sebelum akhirnya ia melarikan diri.
Chow tidak pernah menyebutkan identitas Yung sebagai salah seorang penculiknya. Suara dalam rekaman "Sebuah Lagu yang Belum Pernah Didengar" pada alat perekam miliknya itu juga dia akui sebagai suara yang tidak dia kenal, saat ditanyakan oleh polisi.
Bertahun setelah kejadian itu, Chow bepergian bahkan  hingga ke Praha, Cekoslowakia untuk mencari inspirasi. Namun, ia selalu hanya menemukan kenangan atas rumah terapung di tengah laut dulu itu, dalam bayangannya.
Begitulah, dari sebuah lagu kita bisa memetik banyak makna, karena tidak jarang kelahiran sebuah lagu dilatari sebuah perasaan kuat, yang hadir dari berbagai pengalaman hidup. Selain itu, bisa juga sebuah lagu lahir karena adanya kecemasan ataupun harapan, dari sebuah peristiwa yang memilukan atau menyenangkan.
Sama-sama didorong oleh kenangan, Yung dan Chow akhirnya memang kembali bertemu di atas rumah apung di tengah laut itu. Chow mengaku kembali ke sana, karena ia tahu bahwa ia bisa kembali kapanpun kalau ia ingin mencari inspirasi.
Mereka tampil bersama dalam sebuah panggung pertunjukan sebuah lomba, yang disaksikan oleh banyak orang. Masih tetap dengan Yung yang bernyanyi dan Chow memainkan piano yang nyaris ringsek.
Film "Concerto of The Bully" ini disutradarai oleh Chi-Keung Fung. Dirilis di Hong Kong pada 1 Maret 2018, dengan judul asli "Da yue shi. Wei ai pei yue", dengan durasi selama 96 menit. Film ini dibintangi oleh Cherry Ngan sebagai Jamie Chow, dan Ronald Cheng sebagai Yung.
Menarik untuk diketahui, Ronald Cheng yang memerankan karakter Yung, selain sebagai seorang aktor, ia juga adalah seorang penyanyi dan penulis lagu. "An Unheard Melody", adalah judul lagu yang menjadi soundtrack film ini. Lagu yang diciptakan oleh Peter Kam, liriknya ditulis oleh Siu-kei Chan, dan dinyanyikan langsung oleh Ronald Cheng.
Bila diterjemahkan langsung dari Bahasa Mandarin, bunyi syair lagu itu kira-kira sebagai berikut :
Sebuah Lagu yang Belum Pernah Didengar
Aku tidak mengatakan apa yang ingin aku katakan
Waktu telah berlalu
Tidak kutanyakan mengapa
Sukakah kau waktu berlalu
Aku mungkin sudah mengerti
Arti kesenangan dalam menunggu
Aku tidak takut kepada angin dan hujan
Hanya kebisuan di tengah lautan
Kamu akan berangsur lupa bernafas
Banyak kenangan di malam hari
Sudahkah aku tersesat
Tidak jika memang tidak
Pada sudut tersepi
Aku seperti sebuah lagu yang belum pernah kau dengar
Tidak jika tidak ada bukti
Yang ada hanya kesedihan
Selama air mata tetap jatuh untukmu
Rasa apakah ini?
Referensi :
https://www.imdb.com/title/tt7762772/plotsummary?ref_=tt_ov_pl
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H