Namun, ketika menyerahkan surat itu, ayahnya sudah tidak sanggup memeganginya. John membacakannya untuk ayahnya. Dulu, sejak kecil hingga sebelum dinas militernya, hubungan John dengan ayahnya memang tidak terlalu akrab.
John membacakan suratnya demikian, "Ayah mungkin mengingat, ketika beberapa tahun yang lalu aku tertembak. Ayah tahu apa yang aku ingat pada saat-saat terakhir sebelum aku pingsang? Itu adalah koin, Ayah", katanya sambil tersenyum. Tampak senyum tersungging di bibir ayahnya yang terbaring lemas.
Lagi lanjut John, "Aku mengingat ketika Ayah bercerita kepadaku tentang bagaimana sebuah koin dibuat, mulai dari potongan logam, dicetak, kemudian dibersihkan. Aku anakmu ini adalah koin angkatan darat Amerika Serikat, yang sudah dicetak dan dibersihkan."
John melanjutkan membaca suratnya, namun makin lama suaranya makin terbata-bata "Tapi aku kini bukan lagi koin yang sempurna, Ayah. Dua lubang peluru bekas tembakan kini menghiasi tubuhku. Kini kita berdua sama-sama menjadi orang yang tidak sempurna, Ayah".
John menangis, seperti seorang anak kecil, bersandar di dekat wajah ayahnya. Tuan Tyree membelai kepala dan wajah anaknya itu dengan kedua tangannya yang lemah. Tidak lama setelah itu, Tuan Tyree menghembuskan nafasnya yang terakhir.
Selepas penguburan ayahnya, John menyempatkan diri mengunjungi kediaman Savannah, yang memiliki perternakan kuda. Hari itu, Savannah sedang merawat salah satu kuda di kandangnya. Tentu saja ia terkejut mendapatkan kunjungan yang tidak terduga dari John, mantan kekasihnya.
Namun, pertemuan itu terasa canggung. Savannah mengundang John berbincang di dalam rumahnya. Ia sendirian di sana.
Jadi, alasan Savannah dulu menyatakan putus kepada John, karena ia tidak bisa melanjutkan hubungannya. Ia menikahi Tim, seorang teman karib John, yang merupakan orang tua tunggal bagi seorang anak bernama Allan. Ibu Allan meninggal ketika ia masih masih berusia delapan tahun.
Tim menderita limfoma. Kondisinya sudah sangat memburuk. Ia membutuhkan penanganan lewat operasi yang berbiaya mahal.
Sudah banyak aset milik Savannah yang dijual untuk membiayai pengobatannya. Bahkan mereka sudah pernah melakukan penggalangan dana, tapi hasilnya belum cukup untuk operasinya. Sehari-harinya, Tim dirawat inap di rumah sakit dan lebih sering ditemani oleh Allan, anaknya.
Mendengar cerita itu John tidak berkata apa-apa. Ia bahkan berkunjung ke rumah sakit, menjenguk Tim. Di sana Tim meminta maaf, tapi tentu saja itu tidak berarti apa-apa lagi bagi John.