Tuan Tyree adalah seorang kolektor koin. Setiap kesempatan dia pakai untuk menceritakan sejarah dari mana koin-koin itu berasal dan bagaimana ia dibuat kepada anaknya, John.
Tuan Tyree membesarkan John seorang diri, karena istrinya meninggal ketika John berumur 10 tahun. Seiring berjalannya waktu, John menjadi bosan setiap kali ayahnya menceritakan tentang koin-koin koleksinya. Hingga akhirnya John memutuskan mengikuti dinas militer.
Itu tidak lama setelah peristiwa ledakan bom pesawat yang meruntuhkan gedung kembar World Trade Center (WTC) di New York, pada 11 September 2001, yang menewaskan hingga 3.000 jiwa. Penugasan pertamanya adalah ke Afghanistan, selama 3 bulan ke depan.
John memiliki kekasih bernama Savannah. Kekasihnya merasa berat berpisah dengan John karena penugasan dinas militer ini. Namun, ia berjanji bahwa ia akan tetap menjadi Savannah yang sama, seperti sekarang sampai nanti John pulang.
Selama masa penugasannya di Afghanistan, John dan Savannah saling berkirim surat cinta. Hingga pada suatu waktu, setelah tiga bulan, John mendapatkan sebuah surat yang berisi pesan Savannah bahwa ia tidak bisa melanjutkan hubungan mereka. "Dear John...", begitu kata-kata pada pembukaan surat itu, dan kisah cinta mereka pun putus.
John membakar surat-surat cinta yang sudah dia simpan sebelumnya. Kecewa dengan cintanya yang pupus, John memutuskan memperpanjang masa dinas militernya, sekalipun komandannya sebenarnya sudah menyuruhnya pulang, beristirahat dan menikmati cuti dengan orang-orang yang mereka kasihi.
Pada suatu hari, John mendapat kabar bahwa ayahnya sakit serius dan membutuhkan perhatiannya. Ia pun terpaksa pulang ke rumah, ke California. Itu terjadi pada masa terhitung setelah 6 tahun masa dinasnya di militer, pada tahun 2007.
Tuan Tyree, ayah John, terkena stroke. Kata dokter entah sudah berapa lama ayahnya terjatuh di kamar mandi hingga akhirnya ada yang menemukannya dan membawanya ke rumah sakit. Ayah John mengalami stroke dalam kesendiriannya.
John sedih, tapi dokter menghiburnya bahwa seandainya pun John tinggal bersama ayahnya hingga bisa lebih cepat membawa ayahnya ke rumah sakit, tidak akan terlalu banyak perbedaan yang terjadi. Tuan Tyree memang sudah tua.
Sebenarnya, tidak lama setelah ia menerima surat menyatakan putus dari Savannah, John tertembak dua kali di bahunya dalam sebuah operasi militer melawan teroris. Dia pingsan, dan saat tersadar dia sudah mendapatkan perawatan di sebuah rumah sakit di Jerman. Dua minggu lamanya ia dirawat.
Malam, ketika John sudah berada di rumah ayahnya, sebelum ia menjenguk ayahnya ke rumah sakit, John menuliskan sepucuk surat. Rencananya, ia akan memberikan surat itu untuk dibaca sendiri oleh ayahnya.
Namun, ketika menyerahkan surat itu, ayahnya sudah tidak sanggup memeganginya. John membacakannya untuk ayahnya. Dulu, sejak kecil hingga sebelum dinas militernya, hubungan John dengan ayahnya memang tidak terlalu akrab.
John membacakan suratnya demikian, "Ayah mungkin mengingat, ketika beberapa tahun yang lalu aku tertembak. Ayah tahu apa yang aku ingat pada saat-saat terakhir sebelum aku pingsang? Itu adalah koin, Ayah", katanya sambil tersenyum. Tampak senyum tersungging di bibir ayahnya yang terbaring lemas.
Lagi lanjut John, "Aku mengingat ketika Ayah bercerita kepadaku tentang bagaimana sebuah koin dibuat, mulai dari potongan logam, dicetak, kemudian dibersihkan. Aku anakmu ini adalah koin angkatan darat Amerika Serikat, yang sudah dicetak dan dibersihkan."
John melanjutkan membaca suratnya, namun makin lama suaranya makin terbata-bata "Tapi aku kini bukan lagi koin yang sempurna, Ayah. Dua lubang peluru bekas tembakan kini menghiasi tubuhku. Kini kita berdua sama-sama menjadi orang yang tidak sempurna, Ayah".
John menangis, seperti seorang anak kecil, bersandar di dekat wajah ayahnya. Tuan Tyree membelai kepala dan wajah anaknya itu dengan kedua tangannya yang lemah. Tidak lama setelah itu, Tuan Tyree menghembuskan nafasnya yang terakhir.
Selepas penguburan ayahnya, John menyempatkan diri mengunjungi kediaman Savannah, yang memiliki perternakan kuda. Hari itu, Savannah sedang merawat salah satu kuda di kandangnya. Tentu saja ia terkejut mendapatkan kunjungan yang tidak terduga dari John, mantan kekasihnya.
Namun, pertemuan itu terasa canggung. Savannah mengundang John berbincang di dalam rumahnya. Ia sendirian di sana.
Jadi, alasan Savannah dulu menyatakan putus kepada John, karena ia tidak bisa melanjutkan hubungannya. Ia menikahi Tim, seorang teman karib John, yang merupakan orang tua tunggal bagi seorang anak bernama Allan. Ibu Allan meninggal ketika ia masih masih berusia delapan tahun.
Tim menderita limfoma. Kondisinya sudah sangat memburuk. Ia membutuhkan penanganan lewat operasi yang berbiaya mahal.
Sudah banyak aset milik Savannah yang dijual untuk membiayai pengobatannya. Bahkan mereka sudah pernah melakukan penggalangan dana, tapi hasilnya belum cukup untuk operasinya. Sehari-harinya, Tim dirawat inap di rumah sakit dan lebih sering ditemani oleh Allan, anaknya.
Mendengar cerita itu John tidak berkata apa-apa. Ia bahkan berkunjung ke rumah sakit, menjenguk Tim. Di sana Tim meminta maaf, tapi tentu saja itu tidak berarti apa-apa lagi bagi John.
Kata Tim, dari caranya memandang John, ia tahu bahwa Savannah masih mencintainya. Hanya karena tergerak oleh belas kasihan dengan kondisinya, hingga Savannah bersedia menikah dengannya, untuk merawatnya dan memastikan Allan mendapatkan perhatian dari seorang ibu.
Tentu John mengerti sekali perasaan seorang anak yang kehilangan ibu saat masih kecil, seperti dirinya. Mereka pun berpisah. Savannah mengucapkan salam perpisahan dan harapan bahwa mereka akan bertemu kembali. John mengucapkan selamat tinggal.
Sebelum kembali ke penugasannya sebagai tentara angkatan darat. John menjual seluruh koin koleksi ayahnya. Hasil penjualan koinnya dia sumbangkan sebagai donasi dari orang tanpa nama untuk membantu biaya operasi limfoma Tim, yang lebih dari cukup, dan operasi itu pun berhasil.
John hanya menyisakan sebuah koin koleksi ayahnya untuk dirinya. Koin itu bergambar gedung pada salah satu sisinya dan gambar burung pada sisi yang lain. Dia senang memakai koin itu sebagai alat undi saat harus mengambil keputusan dari dua pilihan, tentang apa yang harus dilakukan dalam sebuah operasi yang membutuhkan keputusan cepat.
Itu bisa tampak sebagai hitungan untung-untungan pada sebuah operasi militer, tapi bagi John bisa juga berarti keyakinan bahwa keberuntungannya tidak terlepas dari doa dan kasih sayang ayahnya. Sementara itu, bagi yang lain, koin dengan kesatuan dari dua sisi yang berbeda itu bisa juga berarti sebagai sebuah simbol, bahwa begitulah kehidupan.
Banyak hal yang terjadi, suka duka silih berganti. Begitu juga dengan kehormatan yang tetap harus dipertahankan, sekalipun karenanya cinta bisa terasa sangat menyiksa. Semua itu ibarat dua sisi mata uang yang tidak terpisahkan.
Film produksi tahun 2010 ini dibintangi oleh Channing Tatum sebagai John Tyree dan Amanda Seyfried yang berperan sebagai Savannah Curtis, dan disutradari oleh Lasse Hallstrom. Film ini dibuat berdasarkan kisah pada sebuah novel yang ditulis oleh Nicholas Sparks.
Hal lain yang menarik dari film ini adalah lagu yang menjadi soundtrack-nya berjudul "Little House" diciptakan oleh Amanda Seyfried. Adegan pada bagian akhir film ketika Amanda yang memerankan Savannah menatap bintang di langit malam sambil melambungkan doanya bahwa suatu saat akan kembali bertemu dengan John, menjelaskan kedalaman pemaknaannya atas lirik lagunya dengan suaranya yang bening. Dear John...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H