Jangankan masyarakat umum, tokoh-tokoh pejuang pada masa itupun banyak yang tidak tahu. Umumnya mereka mengetahui bahwa Bung Karno dkk ditawan Belanda di Parapat.
Masih ada kaitannya dengan kisah pengasingan Bung Karno di Berastagi ini, bapak Sem Anthonius Meliala, seorang tokoh pendidikan dan tokoh masyarakat Berastagi yang juga mengelola toko dan studio foto "Meliala" di kota Berastagi, memberikan sebuah kesaksian sejarah.
"Dia membeli film, berbicara menggunakan Bahasa Indonesia. Oleh karenanya timbul keingintahuan saya tentang dirinya", katanya.
Pak Sem bertanya, "Bapak pandai berbahasa Indonesia, dari mana Bapak bisa tahu?"
Rupanya tuan Vossers itu adalah salah seorang tentara Belanda yang pernah beberapa tahun bertugas di Berastagi pada masa kolonialisme. Karenanya dia tertarik berfoto di Tugu Perjuangan, Berastagi.
"Bapak tahukan bahwa Presiden Sukarno pernah ditahan di Berastagi?" tanya pak Sem lagi.
"Betul Sukarno pernah ditawan di sini, saya pernah menjaganya", katanya bangga.
Senang mendengar informasi itu, spontan pak Sem bermohon dan meminta tolong supaya dia dikirimi foto dokumentasi saat bersama dengan Sukarno itu.
"Dia yang mengirimkan kepadaku 2 foto Bung Karno bersama Sutan Syahrir, dan H. Agus salim saat ditawan di Berastagi", katanya.
Foto kiriman L.Vossers itu, sampai dengan stempel pos bertahun 1992. Â "Dikirim oleh L.Vossers, alamat JHR V Citterspl 27, 1442 Purmerenc, Holland. Ia memenuhi janjinya, terlampir amplop dan alamat pengirimnya" katanya.
Sampai kemudian muncullah ide untuk memugar rumah Pengasingan Bung Karno serta membangun Patung Bung Karno. Tidak lama setelah kejadian itu jugalah diwacanakan pemugaran dan pembuatan patung Bung Karno di lokasi rumah pengasingan yang ada di Desa Lau Gumba, sekitar 2 km dari pusat kota Berastagi.