Pak Riadi lahir di Padang, Sumatera Barat. Dia dibawa oleh orang tuanya merantau ke kota Kabanjahe saat dia di masa lajang. Namun, dia bertemu dengan pasangan hidupnya juga di kota Padang. Pak Riadi memiliki lima orang anak, yang semuanya sudah berumah tangga. Semua anak-anaknya tinggal di kota Kabanjahe.
Pak Riadi berkisah bahwa awalnya, pada tahun 1980, ada 15 orang tukang jam di kota Kabanjahe ini. Namun, sekarang mungkin tinggal dia sendiri satu-satunya yang masih melanjutkan keahlian ini di kota ini. Empat belas orang teman-teman sejawatnya, kebanyakan diantaranya sudah meninggal dunia.
Awalnya, dia membuka praktik klinik perbaikan jam nya pada kios yang berlokasi pada bagian depan pusat pasar Kabanjahe. Kini pak Riadi menempati sebuah ruko yang cukup besar. Sambil menjual jam berbagai jenis, ia juga masih tetap melanjutkan usaha jasa perbaikan jam, yang sudah 40 tahun ditekuninya itu.
Kata Pak Riadi, bahwa pekerjaan mereparasi jam seperti yang dilakukannya adalah sebuah jenis pekerjaan halus. Mungkin maksudnya karena dia memperbaiki benda-benda yang berhubungan dengan prinsip kerja mekanis dengan melibatkan mesin yang mungil, sebagaimana adanya dalam sebuah jam tangan.
Namun, hal yang menjadi prinsip dalam bidang pekerjaan seperti yang dia katakan adalah prinsip yang juga bermanfaat bagi bidang pekerjaan apa saja. Kata pak Riadi, "Biar bisa sehat dan senang dalam bekerja, syaratnya kita harus tenang, berjiwa halus, dan tidak berdarah tinggi."
Lagi lanjutnya, "Tidak usah grasak-grusuk, sibuk membandingkan diri dan rezeki kita dengan orang di kiri dan di kanan. Apa yang ada pada kita, itulah yang terbaik. Syukuri itu, karena bersyukur adalah kunci supaya kita tidak stress. Rezeki tidak akan kemana dan tidak perlu dikerjar. Kalau memang sudah rezeki, itu akan mendatangi kita."
Seperti umurnya yang sudah sepuh, kebanyakan alat-alat yang dia gunakan juga sudah berusia di atas 35 tahun. Begitulah, zaman berubah sadar atau tanpa disadari. Dalam usianya yang sudah lanjut, dia tidak gegabah memasang kaca arloji saya yang terlepas walaupun mesinnya sudah selesai dia ganti. Katanya, "Ini ada ring yang harusnya dipasang di bawah kaca. Ada kamu bawa?"
Saya pun kembali ke rumah mengambil ring kaca jam tangan itu ke rumah. Di perjalanan, terngiang pesan Pak Riadi, bahwa hal lain yang menjadi sumber sukacitanya adalah apabila orang yang menerima jasanya merasa senang dengan hasil kerjanya. Benar, bisa saja sebenarnya dia memasang kaca jam tangan yang terlepas itu tanpa ring, tokh saya tidak menyadari itu harusnya ada.
Tapi tidak begitu kejadiannya. Saya pun bergegas mengambilnya, agar tokonya tidak keburu tutup. Singkat cerita, ketika arloji saya selesai diperbaiki, saya menyerahkan biaya pengganti jasanya. Katanya, "Coba kamu pakai dulu, nanti lihat bagaimana hasilnya", sambil dia menyerahkan uang kembaliannya.