Mohon tunggu...
Teopilus Tarigan
Teopilus Tarigan Mohon Tunggu... ASN - Pegawai Negeri Sipil

Pro Deo et Patria

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Ketika di Rumah Saja Berarti Gaya Hidup yang Melampaui Sekadar Tagar

8 Juni 2020   01:36 Diperbarui: 8 Juni 2020   02:28 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Biasanya semua pekerjaan itu dikerjakan oleh ibu, istri, atau anak perempuan. Bagi orang yang biasa memiliki pembantu pun, tampaknya semua aktivitas itu sudah mulai sedikit demi sedikit dikerjakan sendiri. 

Bukan saja karena pemasukan setiap orang yang terganggu karena covid-19 ini, tapi karena sebagian besar orang tampaknya saat ini sudah agak parno bila harus berhubungan dengan orang lain yang bukan keluarganya sendiri. Takut bila orang asing yang suka kesana kemari akan menjadi pembawa virus yang membahayakan semua anggota keluarga.

Fakta ini memang tidak menyenangkan, tapi begitulah tantangan yang harus kita carikan penyesuaian untuk jalan keluarnya. Bagi saya pribadi, walaupun tidak melakukan semuanya, setidaknya memasak adalah sebuah hobi yang lama yang saat ini kembali saya nikmati untuk ditekuni.

Apalagi bila masakan yang kita buat habis dilahap oleh seluruh anggota keluarga. Rasanya hidup kita sangat bermanfaat, hehe.

Selain itu ada yang menarik dari kenyataan ini. Dalam pikiran anak-anak selama ini, seolah sudah terpatri bahwa yang tahu memasak itu adalah ibu. Maka bila dalam tiga bulan ini bapak hampir selalu memasak untuk makan siang atau makan malam itu adalah suatu hal yang tidak biasa.

Apa boleh buat, pandangan seperti ini cukup memprihatinkan. Anak-anakpun sudah membawa bakat persoalan mengenai isu gender dalam dirinya sejak dini, bila ini terus dibiarkan. Begitulah budaya bisa membentuk pandangan hidup seseorang. Sebaliknya juga, pandangan orang-orang yang terus dilestarikan bisa membentuk budaya, walaupun sebenarnya salah kaprah, bila memandang bahwa dapur seolah adalah teritorialnya ibu saja.

Memasak sayur dan lauk, dalam rentang masa di rumah saja selama tiga bulan menantang bapak-bapak yang juga hobi memasak untuk meracik kembali resep dan menu-menu lama. Selain itu juga menggoda untuk mencoba menu-menu baru.

Bahkan sayang rasanya bila pengalaman yang sebenarnya sudah sewajarnya ini, berlalu begitu saja. Maka itu, selain direkam kedalam tulisan, alangkah menariknya juga bila pengalaman memasak berbagai resep dan menu untuk santapan keluarga ini direkam dalam bentuk video.

Rasanya mudah sekali menemukan banyak orang dengan unggahan acara masak-memasak di Youtube saat ini. Mulai dari yang dikemas secara serampangan maupun yang dikemas dengan sangat apik, semua ada di sana.

Setidaknya salah satunya ada yang dari saya, sebagaimana bisa kamu saksikan pada link berikut ini https://www.youtube.com/watch?v=A3rgxjoivnE&t=99s. Jangan lupa like, subscribe, comment dan share ya, terimakasih.

Selain memasak untuk santap siang dan malam, memasak dengan keluarga juga memberikan spektrum yang lebih luas bagi orang tua untuk kembali mengingat berbagai panganan tradisionil yang mungkin sudah sangat jarang dibuat sebelum masa di rumah saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun