Namun, alangkah lebih baik, bila pemanfaatan bambu-bambu ini selalu dibarengi oleh sikap pengendalian yang jauh dari eksploitasi berlebihan, sehingga bambu dapat tetap lestari. Dalam aur, bambu, yang terpelihara dengan baik, mungkin kita masih akan tetap bisa menjumpai air, yang akan mengalir sampai jauh dan menjaga kesinambungan kehidupan.
Jejak Kebudayaan dalam Berbagai Hasil Kerajinan Bambu
Pada Minggu, 4 Februari 2018, bersama anak-anak kami mengisi libur akhir pekan sambil belajar sejarah dan budaya yang cukup mengasyikkan ke Museum GBKP di Retreat Center Sukamakmur, Sibolangit, Sumatera Utara.
Koleksinya mendokumentasikan jejak-jejak keahlian, keterampilan dan tentu saja kualitas pemikiran orang-orang Karo sejak masa lalu, dalam bentuk artefak, karya seni, alat musik, peralatan agrikultur, peralatan rumah tangga, peralatan perang, serta peralatan medis dan pengobatan.
Benda-benda di museum itu adalah bukti bahwa orang Karo pada masa lalu sudah piawai dalam bidang seni, bahasa, logika, aritmatika, geometri, astronomi. Tingkat keadaban itu mestilah didukung oleh olah pikir dan olah rasa yang tinggi.
Beberapa di antara benda seni dan budaya yang disimpan di museum itu terbuat dari bambu. Ada yang dinamakan "Gantang beru-beru", "Tumba", "Kitang", dan "Gurup".Â
Gantang beru-beru, adalah semacam wadah pengobatan tradisional untuk wanita yang baru partus. Beberapa hari setelah melahirkan untuk membantu pemulihan dan mengungatkan perut sang ibu, menggunakan batu yang membara setelah dipanaskan ditempatkan ke dalam gantang beru-beru, yang sudah berisi air perasan jeruk "rimo mungkur" ras dan garam "sira lada".
Sementara itu, Tumba berfungsi untuk menakar beras, baik untuk ditanak atau untuk dijual. Sebab pada zaman dulu masih belum dikenal timbangan. Sedangkan Kitang adalah wadah untuk tempat minuman bagi orang-orang terhormat. Selanjutnya, Gurup adalah tempat untuk menyimpan lauk dan sebagainya.
Selain itu ada juga "Busan" untuk tempat menyimpan beras. Juga ada "Tongkap per-Pola"Â sebagai tempat menyimpan air nira atau air aren. "Bubu" adalah alat untuk menangkap ikan di sungai. Sementara itu ada juga "Keteng-keteng" dan "Suling" yang merupakan alat-alat musik.
Di tempat lain yang sudah melakukan penataan tanaman bambu, sebagaimana yang tampak di Hill Park Hotel & Resort, Sibolangit, Deli Serdang Sumatera Utara ini, bahkan kami sudah pernah melakukan syuting pembuatan video klip untuk lagu rohani. Tempatnya sangat asri bila dirawat dengan baik.