Mohon tunggu...
Teopilus Tarigan
Teopilus Tarigan Mohon Tunggu... ASN - Pegawai Negeri Sipil

Pro Deo et Patria

Selanjutnya

Tutup

Music Pilihan

"Au Clair de La Lune", di Bawah Sinar Rembulan

9 Mei 2020   01:28 Diperbarui: 16 Mei 2020   11:07 1444
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika nada "Au clair de la lune" yang terekam dalam fonautograf itu mungkin terasa cukup menyeramkan, itu barangkali lebih karena teknologi dua abad lalu yang tidak mudah untuk dijembatani dan dimunculkan dalam suasana sesuai zaman ini. Namun, bukan tidak mungkin memang nada itu mewakili perasaan manusia ketika lagu itu tercipta dan disenandungkan pada zamannya.

Berikut adalah video Au clair de la lune, dengan senandung indah serta dialek Prancis yang khas. Sebuah lagu rakyat yang sudah sangat tua bagi anak-anak.

Menjadi menarik ketika menghubungkan metafora sinar rembulan dalam lagu dengan jembatan perasaan manusia yang hidup di antara perubahan zaman. Dalam astronomi, perubahan bentuk dan cahaya bulan seringkali dipakai sebagai petunjuk dalam pergantian musim.

Itu tampak sebagaimana fenomena supermoon terbesar tahun ini, dan akan menjadi yang terakhir di tahun 2020 ini, dimana bulan tampak 14 persen lebih besar dan 30 persen lebih terang dari biasanya. Supermoon adalah penanda datangnya musim semi menggantikan musim hujan di negara dengan empat musim.

Bulan berganti musim berganti. Dan bila perubahan musim memang tidak lagi mengikuti perubahan bulan sebagaimana biasa diketahui, maka patutlah memang kita merasakan suatu kegelisahan yang cukup seram.

Sebagaimana Pierrot dan temannya dalam sebuah percakapan di bawah sinar rembulan, bagaimana pun gelapnya malam, kita masih patut tetap berharap mendapatkan sebuah pena untuk menuliskan sepatah kata. Ketimbang terjebak dalam ketakutan, lebih baik kita membukakan pintu dan berbagi untuk menjaga nyala api sebagai jembatan kehangatan.

Referensi:

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun