Memang dalam perdagangan apa pun, biasanya langganan diperlakukan lebih dari pembeli biasa. Tapi seseorang tidak mungkin mampu memperlakukan siapapun istimewa bila bukan karena ada sebuah nilai yang sudah mengakar dalam dirinya.Â
Bisa saja kesadaran filosofis sudah menjadi nilai kesehariannya sekalipun tanpa di sadarinya. Paling tidak pedagang yang baik, sangat mengenal pepatah lama yang mengatakan bahwa pembeli adalah raja.
Memahami kesadaran pedagang sayuran dari sudut pandang konsumen, dengan memakai analogi yang dipakai oleh Bob Fisher dalam memahami perbandingan antar agama, maka penting bagi kita untuk menyadari perlunya berada di zona ambang.Â
Itu adalah sebuah ruang berpikir, dimana setiap pemikiran bisa saling bertemu karena masing-masing epistem mengekang kebenarannya sendiri untuk dapat menerima kebenaran epistem yang lain. Hal ini penting, karena menurut Fisher di situlah pertanyaan-pertanyaan, ide dan gagasan paling menarik bisa tercetus.
Bob Fisher memberikan sebuah analogi sederhana untuk menjelaskan bahwa sadar atau tidak, semua orang pada dasarnya berfilsafat. Oleh sebab itu, menurut Fisher secara alamiah semua orang adalah filsuf.
Filsafat pertandingan dalam American Football misalnya, filsafatnya adalah untuk mengantongi sang quarterback dan melakukan blitz kepada para cornerback.Â
Sementara itu, dalam sepakbola Inggris filsafatnya adalah untuk mengoper bola di antara ketiga pemain belakang lawan lalu mencoba mengejutkan lawan dengan melakukan operan bola panjang ke depan ke arah striker untuk mencetak gol.
Maka, bukan tidak mungkin bagi mamak Frenky filsafatnya adalah untuk memberikan keramahtamahan dan porsi sayuran lebih dari pedagang kebanyakan dan sayuran dengan kualitas sebaik mungkin agar dagangannya terjual cepat dan roda ekonomi tetap berputar pada orbit yang tepat.Â
Sedangkan, bagi saya sebagai pembeli filsafatnya adalah mendapatkan sayuran dengan kualitas terbaik dan dengan harga paling kompetitif.
Salah satu hal yang mungkin menjadi kelemahan dalam pandangan ini adalah soal isu kemanusiaan, dimana ada juga nenek-nenek tua yang badannya bahkan sudah membungkuk, juga menjual sayuran di pasar ini, tapi menjadi sedikit kalah bersaing karena pasar adalah ruang bagi komodifikasi di mana isu kemanusiaan sering kalah dalam nilai.