Mohon tunggu...
Teopilus Tarigan
Teopilus Tarigan Mohon Tunggu... ASN - Pegawai Negeri Sipil

Pro Deo et Patria

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

"The Kid from The Big Apple", Tak Selamanya Terlihat, tapi Selalu Ada di Sana

19 April 2020   00:33 Diperbarui: 19 April 2020   13:44 6890
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kebiasaan itu terbentuk karena ibunya, Sarah, pernah berkata bahwa "Kakek dan nenek sama seperti bintang. Tidak selamanya mereka terlihat, tapi mereka selalu ada di sana". Itu diucapkan ibunya saat mereka masih bersama-sama di New York, yang sebenarnya adalah ungkapan rasa rindunya sendiri kepada kampung halaman, dan ayah-ibunya, terutama di saat ia merasakan tantangan hidup yang tidak mudah saat berada jauh dari kampung halaman, dan jauh dari ayah ibu, dengan seorang anak kecil yang manis, tapi tanpa ayah.

Seiring berjalan waktu, Sarah makin tumbuh menjadi gadis cilik yang bijak. Ia juga sering memberi nasihat kepada kakeknya, untuk belajar menggunakan telepon genggam. 

Bagaimanapun suatu saat ia akan kembali bersama ibunya, dan bagaimana ia akan tahu keadaan kakeknya, apakah ia butuh pertolongan, kalau kakeknya tidak bisa menggunakan telefon genggam untuk memberitahukan keadaannya.

Sarah kecil menemukan sebuah dilema sejak dini dalam kehidupnya. Katanya kepada kakeknya, "Aku sebenarnya mau menemani kakek. Tapi jika aku jauh dari ibu, aku juga merindukannya".

Sadar dengan ucapan cucunya, bahwa bagaimanapun ia akan bersama dengan ibunya, kakek Lim akhirnya mengajak Bao, teman baik Sarah, membeli telefon genggam ke mall. Di sana Bao meminta kakek Lim agar membelikannya tablet agar bisa lebih mudah mengajari kakek Lim. Namun, ia meminta kakek Lim merahasiakannya ke orang tuanya atau ia akan kena marah.

Kakek Lim berjanji tidak akan memberitahukan orang tua Bao tentang tablet yang akan dia belikan untuk Bao, tapi dia juga meminta Bao agar tidak menceritakan kepada Sarah bahwa kakek Lim belajar menggubakan internet dan telefon genggam.

Singkat cerita, pada suatu hari ibu Bao marah besar karena menemukan tablet di kamar Bao. Dia mengira bahwa Bao telah mencuri, uang di laci toko atau entah dari mana untuk mendapatkan tablet itu. Ayah Bao juga langsung melecut kaki Bao dengan lidi, ia marah besar kepada Bao.

Sementara itu lewatlah kakek Lim dan Sarah. Sebelum kakek Lim menceritakan yang sebenarnya, Bao sempat menyatakan pembelaannya. Katanya, ia tidak pernah mencuri. Sebenarnya, ia ingin sekali bersama-sama dengan ibunya, bermain ke taman, berbelanja ke Singapura, tapi satupun itu tidak menjadi kenyataan, karena ibunya sibuk bekerja. Lagipula katanya, ia sangat takut setiap kali ayah dan ibunya cekcok di rumah entah karena apa saja.

Mendengat pembelaan ini, ayah Bao menyesal dan mengambil minyak urut untuk mengolesi bekas lecutan di kaki Bao. Kakek Lim juga mengatakan kalau dia yang bertanggung jawab atas insiden tablet itu. Ayah dan ibu Bao harusnya bersyukur memiliki anak seperti Bao, karena hingga saat terakhir Bao tetap memegang janjinya kepada kakek Lim. Ia tidak menyalahkan kakek Lim, sekalipun dia bisa saja melakukannya saat kakek Lim pun sudah ada di hadapan mereka.

Sarah yang mengetahui kalau kakeknya sudah memiliki telefon genggam, segera meminta nomor kakek. Dia senang mengirimi kakeknya teks, sekadar mengucapkan selamat malam menjelang tidur. Kakek Lim juga tampak cukup puas dengan capaiannya yang sudah bisa menggunakan internet. Katanya sebelum tidur, "Belajar adalah proses tiada akhir. Kita akan tersingkir jika tidak belajar'.

Pada hari-hari selanjutnya kakek Lim juga belajar menggunakan emoticon. Itu adalah sesuatu yang disebut oleh Sarah sebagai "Simbol untuk menggantikan kata-kata". Kakek Lim tertegun melihat cucunya ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun