Mohon tunggu...
Teopilus Tarigan
Teopilus Tarigan Mohon Tunggu... ASN - Pegawai Negeri Sipil

Pro Deo et Patria

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Mencari Kesempatan di Sela Kontinum Ruang dan Waktu dalam Jernihnya Air Karang Anyer

30 Januari 2020   00:27 Diperbarui: 30 Januari 2020   01:08 567
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jernihnya air di Pemandian Karang Anyer, Kec. Gunung Maligas, Simalungun (dokpri)

Maka tidak mengherankan, mengapa manusia dengan ragam interpretasi dan dengan gradasi resistensinya yang berbeda-beda, pada satu titik bisa bersepakat untuk tidak sepakat dalam sesuatu hal.

Menyingkir dari keruwetan manusia dengan segala pikiran dan kesadarannya, maka kita perlu mencari celah kesempatan di sela kontinum ruang dan waktu untuk menikmati kesempatan yang terbatas dalam hidup. Ya, hidup yang penuh dengan kepenatan dan tekanan padahal sungguh begitu singkatnya, dan oleh sebab itu patut untuk dinikmati.

Bukankah, kontinuitas ruang dan waktu terbukti mampu membentuk manusia biasa menjadi makhluk yang setia sekalipun menderita, ada rasa syukur sekalipun tidak lepas dari nestapa? Mengapa tidak bisa menikmati hidup yang singkat sekalipun terbatas?

Di Kecamatan Gunung Maligas, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, sekitar 28 menit dari pusat kota Pematang Siantar, ada sebuah celah kesempatan untuk melarikan diri dari kepenatan rutinitas harian yang menyesakkan. Itu adalah sebuah desa atau nagori dalam sebutan pemerintahan di Kabupaten Simalungun, yang juga menjadi nama bagi sebuah objek wisata pemandian yang ada di desa ini, yaitu Pemandian Karang Anyer.

salah satu sudut pemandian Karang Anyer, Kec. Gunung Maligas, Simalungun, Sumatera Utara (dokpri)
salah satu sudut pemandian Karang Anyer, Kec. Gunung Maligas, Simalungun, Sumatera Utara (dokpri)
Melihat dari nama tempatnya, kita merasa seolah ruang memang menciut. Seolah itu adalah sebuah tempat yang berada nun jauh di Jawa Tengah, yang memang bernama sama, padahal yang satu ini berada di Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara.

Berasal dari zaman lampau, di mana mata air ini sampai kini merupakan salah satu sumber pasokan air bersih bagi rumah-rumah tangga yang bermukim di desa-desa sekitarnya. Di hulu mata airnya tampak sebuah bangunan rumah pompa yang dibangun sejak zaman Belanda.

Jernihnya air di Pemandian Karang Anyer dengan latar bangunan rumah pompa zaman Belanda (dokpri)
Jernihnya air di Pemandian Karang Anyer dengan latar bangunan rumah pompa zaman Belanda (dokpri)
Berkunjung ke tempat ini pada Minggu, 26 Januari 2020 yang lalu, kami diajak seorang teman yang masa kecilnya dipenuhi kenangan akan kunjungan untuk sekadar berenang dan berendam di pemandian ini. Ajakan teman kami ini berlangsung di sela kunjungan kami ke salah seorang anggota jemaat yang sedang sakit.

Inipun adalah sebuah kontinum di antara perasaan dan kenyataan yang memuai dan menciut saling bergantian dalam kehidupan. Mencari celah, mencuri kesempatan, walaupun barang sedikit dan sempit, untuk menghilangkan kepenatan di antara anggota kerabat dan jemaat yang sedang didera penyakit. Itu pun adalah kenyataan dalam kehidupan.

Tapi, makna dari kenyataan yang satu ini tentu sama sekali berbeda dengan makna dari sebuah ungkapan bernilai negatif dari pepatah yang mengatakan bersenang-senang di atas penderitaan orang lain.

Bukan, semua orang menderita, tapi semua orang juga berhak untuk berbahagia, walaupun kenyataannya terkadang berbeda. Awal dari penderitaan saat ini sekaligus juga bisa dipandang sebagai akhir dari kebahagiaan yang sebelumnya.

Masih dalam suasana liburan hari raya tahun baru Imlek 2020, kepadatan pengunjung di lokasi wisata yang murah meriah ini sungguh sangat terasa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun