Sebaliknya, perayaan Natal harusnya dapat menjadi momentum untuk mengubah benci menjadi kasih, curiga menjadi atensi, dan pertikaian menjadi obrolan antar sahabat. Sama seperti Jesus yang kelahirannya diperingati melalui Natal, mengambil rupa sebagai manusia bahkan dalam sosok seorang hamba, hanya untuk bisa mengobrol, bercakap-cakap dengan manusia yang sudah berkubang dengan dosa.Â
Manusia berdosa tidak mungkin menggapai Dia yang kudus. Demikianlah, manusia Indonesia pun membutuhkan ruang dan waktu yang memadai untuk bisa saling bercakap-cakap tentang segala hal yang baik dan berguna. Adakah yang bisa dikatakan sebagai sahabat bila tidak pernah saling bertukar cerita?
Manusia yang berdosa tidak akan bisa menemui Dia yang kudus hanya dengan merapal mantra "Ock okheim octei weis Barsoom" atau "Ock okheim octei weis Jasoom". Natal yang mampu melahirkan semangat persahabatan hanya bisa lahir melalui cinta kasih, yang di dalamnya sudah terkandung ketekunan, ketabahan dan pengorbanan dalam hubungan antar sesama.
Selamat natal. Kiranya damai sejahtera yang melampaui segala akal akan senantiasa memelihara hati dan pikiran kita, dan membawa damai sejahtera turun bersemayam di antara kita.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI