Kata Guru Cai Li Xu, saat ini harusnya kita senantiasa berpegang pada prinsip "Belajarlah untuk dapat diajarkan kepada orang lain, berperilakulah untuk menjadi teladan masyarakat." Katanya lagi, "Dengan belajar engkau menyelamatkan dirimu, dengan mendidik engkau menyelamatkan manusia." Jadi belajar dan mengajar sama-sama tidak boleh berhenti.
Orang yang senang belajar sama dengan orang yang menyenangi kebajikan, orang yang senang mendidik sama dengan orang yang penuh welas asih kepada sesamanya. Melalui pendidikan, hidup seseorang bisa bermakna, baik bagi keluarga, masyarakat dan negara.
Pahlawan dalam artian ini, bukan saja tidak dikenal dan kurang mendapat perhatian seperti Saitama, tapi juga tidak cocok sama sekali dengan gambaran pahlawan yang gagah perkasa pada umumnya, karena lebih sering berada di pihak yang kalah atau mengalah, mulai dari hal-hal yang kecil.
Guru Cai Li Xu memberikan contoh sebagai berikut.
Kita semua tentu sudah pernah bertamasya beramai-ramai. Apa yang biasa dilakukan ketika sampai di hotel? Hal pertama yang biasa kita lakukan adalah menyalakan semua lampu yang ada di semua kamar. Mengapa? Karena bukan kita yang membayar uang listrik maka kita tidak perlu berhemat. Apakah itu benar? Tentu tidak!
Bukan masalah siapa yang membayar listrik. Tapi kita harus berpikir bahwa saat ini semua energi begitu terbatas di dunia ini. Kita seharusnya memakai energi sesuai dengan kebutuhan agar energi tidak terbuang sia-sia. Itu adalah dasar pemikiran yang harus kita terapkan kepada generasi muda kita dan kepada generasi berikutnya.
Bila kita melihat orang menyalakan lampu yang tidak diperlukan, kita tidak perlu ribut-ribut dengan mereka. Kita cukup mematikannya, karena kita harus senantiasa ingat ajaran para bijak yaitu selalu memberi contoh yang benar dan baik kepada orang-orang di sekitar kita.
Lagi menurut Guru Cai Li Xu, bahwa dewasa ini tingkat keberhasilan seseorang dalam memberikan nasihat kepada orang lain, jarang sekali dapat melebihi 50%. Dengan kata lain, dewasa ini semakin sulit menasihati orang.
Di satu pihak, di zaman sekarang banyak orang yang hatinya tidak terbuka terhadap kritik, arogan, karena tidak pernah mendapat penididikan moral dan etika. Di lain pihak, juga hampir tampak tidak ada lagi yang patut menjadi teladan. Orang sering tergesa-gesa dalam memberikan nasihat, sehingga sering kali gagal. Jadi, dalam memberi nasihat, berperilakulah layaknya guru yang bisa menjadi teladan, disertai dengan sikap yang tepat.
Berikut ini adalah sebuah contoh dalam meberikan teladan untuk membentuk sikap pada seorang anak yang dituturkan oleh Guru Cai Li Xu.
Alkisah ada seorang ayah bersama anak remajanya yang berusia 16 tahun mengunjungi sebuah pusat rekreasi. Sang anak membawa ayahnya berkendara ke tempat itu. Sang ayah kemudian diturunkan di sana, dan anak itu berjanji akan kembali menjemput sekitar jam 4 sore.