Mohon tunggu...
Teopilus Tarigan
Teopilus Tarigan Mohon Tunggu... ASN - Pegawai Negeri Sipil

Pro Deo et Patria

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

"Pecundang", tentang Kekuasaan, Pribadi yang Risau dan Kejujuran yang Langka

6 November 2019   19:54 Diperbarui: 6 November 2019   21:51 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Yevsey adalah bagian dari kaum belia Rusia yang miskin akan insting politik, terpaksa bergabung dengan rezim Czar untuk memata-matai sahabat-sahabatnya, dan tanpa disadarinya terjebak dalam tatanan sosial baru. Di dalam kisahnya ada konflik kesetiaan, histeria massa, pertumpahan darah, dalam bungkus fiksi politik abad kedua puluh.

Maxim Gorky (1868-1936) adalah pengarang Rusia yang dikenal sebagai Bapak Realisme Sosialis. Nama aslinya adalah Aleksey Maximovich Peshkov. Gorky adalah kata dalam bahasa Rusia yang menjadi nama samarannya, yang berarti pahit.

Setelah kongres pertama himpunan penulis/ sastrawan Soviet di Moskow pada tahun 1934, diletakkanlah 4 aturan dasar realisme sosialis. Salah satunya adalah ia bersifat tipikal; menggambarkan adegan-adegan kehidupan rakyat sehari-hari.

Selanjutnya, Fokkema DW dan Elrud Kunne-Ilsch dalam buku "Teori Sastra Abad Keduapuluh," merumuskan 3 dasar pokok kriteria konkret realisme sosialis, yang salah satunya adalah kriteria penafsiran determinisme ekonomi yang menyangkut pertanyaan apakah karya sastra menggambarkan perkembangan-perkembangan lebih maju atau lebih mundur berdasarkan ekonomi.

Pada zamannya, Balzac dan Flaubert, keduanya dari Prancis, Dostoyevsky dan Tolstoy, juga dari Rusia, serta Dickens dari Inggris, menyajikan realisme sosialis melalui novel-novel sejarah. Sementara itu Ibsen, yang berasal dari Norwegia, menyampaikannya melalui drama.

Barangkali, realis zaman ini, telah turut menyajikan realisme sosialis melalui adegan-adegan yang terekam dalam bentuk videoklip.

Satu yang jelas dan masih tetap sama, bahwa realisme sosialis selalu tampil menyajikan kenyataan di masyarakat apa adanya, tanpa prasangka, dan tanpa usaha untuk memperindahnya. Ia adalah sarana untuk mengkritik dan menyampaikan pesan moral. 

Sebagaimana tulisan Dr. Edward Douwes Decker dengan nama lain Multatuli, di dalam Max Havelaar, tujuannya barangkali masih tetap sama, yakni untuk menunjukkan bahwa tugas manusia adalah menjadi manusia dan memanusiakan manusia.

Referensi:

Aliran-Aliran Sastra dalam Perspektif Teori Sastra; Kinayati Djojosuroto

Pecundang; Maxim Gorky  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun