Mohon tunggu...
Teopilus Tarigan
Teopilus Tarigan Mohon Tunggu... ASN - Pegawai Negeri Sipil

Pro Deo et Patria

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

"Pecundang", tentang Kekuasaan, Pribadi yang Risau dan Kejujuran yang Langka

6 November 2019   19:54 Diperbarui: 6 November 2019   21:51 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Yevsey Klimkov, seorang anak yatim. Ayahnya mati ditembak jagawana ketika Yevsey baru berumur 4 tahun. Ia hidup diasuh keluarga pamannya, Paman Piotr, yang juga memiliki seorang anak laki-laki bernama Yashka. Yevsey dipanggil pamannya dengan sebutan Pak Tua, kemudian ada julukan baru untuknya, Anak Yatim.

Setelah tamat sekolah, pamannya mengantarkannya ke kota untuk bekerja di sebuah toko buku, milik tuan Matveyich. Ada nasihat pamannya kepada Yevsey sebagai bekalnya hidup di kota. Kata pamannya, "Lakukan apa yang diperintahkan, kemudian menyendirilah. Hati-hati dengan orang-orang yang tegas. Satu dari sepuluh orang yang tegas berhasil, dan sembilan bekerja keras."

Selama bekerja di toko buku itu kehidupan Yevsey berjalan lancar dan datar. Dia bekerja keras untuk menyenangkan hati tuan Matveyich. Mengingat pesan Paman Piotr, dengan bersikap sebagaimana nasihatnya, rasanya akan menguntungkan bagi dirinya.

Suatu hari, di sela pekerjaannya menata buku yang ada di rak-rak toko itu, tuan Matveyich berkata kepada Yevsey:

"Jangan pernah membaca buku. Buku adalah pelampiasan nafsu birahi, produk pelacuran pemikiran. Buku membicarakan apa saja, membangkitkan imajinasi dan menciptakan gangguan yang tak berguna. Ada saat ketika kita masih memiliki buku-buku sejarah yang baik, kisah-kisah yang ditulis oleh orang-orang sunyi tentang masa lalu. Namun sekarang setiap buku ingin membuka tabir jiwa manusia. Dia akan jauh lebih baik hidup dalam rahasia, dalam daging, dan dalam jiwa jika dia ingin melindungi diri dari keingintahuan yang terlalu besar dan dari imajinasi yang menghancurkan keimanan. Hanya dalam usia tua buku tidak berpengaruh terhadap seorang manusia."

Tentu saja Yevsey tidak mengerti maksud semua perkataan tuannya ini, tapi dia menyimpan semuanya baik-baik di dalam hatinya. Barangkali ini pun akan bermanfaat dan menguntungkan bagi dirinya bila dipahami, pikirnya.

Seiring waktu berlalu, dengan berbagai lika liku kehidupan kota yang dia jalani, pada suatu masa entah bagaimana, Yevsey bekerja di Departemen Kemanan Rusia sebagai mata-mata. Ia tinggal bersama dengan Kapiton Ivanovich.

Itu adalah masa-masa 10 tahun menjelang pecahnya prahara besar revolusi Rusia, Revolusi Bolshevik, menentang tahta Czar pada tahun 1917. Karena situasi kota yang tidak menentu, seorang mata-mata senior bernama tuan Dorimedont bersiap segera meninggalkan kota.

Ia berpesan kepada Yevsey, "Aku akan meninggalkan kota ini, selamat tinggal. Hiduplah dengan hati-hati, jangan pernah percaya pada siapa pun dan khususnya wanita. Ingat nilai uang. Belilah dengan perak, simpan emas, jangan mencela tembaga, jaga dirimu dengan besi." Itu adalah pepatah dari Cossak. Tuan Dorimedont adalah seorang penganut Cossak.

Pesan ini diterima Yevsey dengan setengah hati, karena dia sebenarnya takut pada Dorimedont. Namun, ia pun merasa bahwa sesuatu telah berubah. Ia merasa sedang berdiri diambang kehidupan lain, tanpa tahu persis apa yang akan terjadi dan bagaimana itu akan berakhir.

Pernah seorang tentara tua yang merupakan komandan kompi dan dijuluki Pipa Tua, menjelaskan kepada Yevsey bahwa ada sebuah aturan bersama yang mutlak dalam kehidupan para agen atau mata-mata, bahwa penting untuk tak seorang pun tahu sedikit tentang kita, dan kita tidak tahu apa pun tentang orang lain yang bukan urusan kita. Kata Pipa Tua, "Jalan yang menghancurkan manusia adalah pengetahuan yang ditaburi iblis. Kebahagiaan adalah sikap tak acuh."

Waktu berlalu dan musuh pun bermunculan. Pipa Tua adalah seorang tentara yang dalam pendiriannya tampak ikut mendukung gerakan pemberontakan terhadap Czar. Katanya kepada Yevsey, "Apa sih, yang menghambat orang untuk memahami hukum? Kemiskinan. Kebodohan tidak lain adalah akibat dari kemiskinan. Mengapa dia tidak memerangi kemiskinan? Keinginan adalah akar dari kebodohan manusia dan semua permusuhan terhadap dia, Czar."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun