Mohon tunggu...
Teopilus Tarigan
Teopilus Tarigan Mohon Tunggu... ASN - Pegawai Negeri Sipil

Pro Deo et Patria

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Mudik, Fakta tentang Urbanisasi dan Tantangan Visi Membangun Indonesia dari Desa

2 Juni 2019   23:05 Diperbarui: 2 Juni 2019   23:12 224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Desa Talimbaru Kec. Barusjahe-Kab. Karo, Sumatera Utara (dokpri)

Sebagai sebuah fenomena, maka mudik lebaran adalah momen yang penuh kehangatan yang cocok dijadikan sebagai sebuah ajang refleksi dalam memandang desa, tidak saja silaturahmi. Merefleksi kembali pandangan Gerardus van der Leeuw, salah satu tokoh besar studi fenomenologi, yang menjelaskan dalam buku karangannya berjudul Phenomenologie der Religion (1933), bahwa ada suatu bentuk kesadaran yang kian berkembang dimana realita terlalu kaya dan majemuk bagi kita, sehingga sangat sulit untuk berharap bahwa kita mungkin suatu saat akan mampu menafsirkan dan menuangkannya kedalam suatu falsafah tunggal melalui suatu metode tunggal.

Kekangan atau penundaan terhadap penilaian fenomenologis yang berdimensi tunggal dan memaksakan kehendak hanya baru dapat muncul setelah kita mengalami devosi atau penyangkalan diri yang hangat secara spontan. Pemahaman ini akan memberi kita kapasitas untuk melihat secara objektif esensi dari sebuah fenomena, bahkan mengupas subjektifitas suatu persepsi dan membawa kita ber-refleksi menembus jauh akan apa yang tampak.

Mudik ke kampung halaman, ke desa, memberikan kesempatan bagi kita untuk menjadi bagian dari komunitas pedesaan. Untuk menjadi bagian dari komunitas maka kita harus merasa tertarik, aktif mencari tahu apa yang sedang terjadi, ikut mengambil peran, berhenti mengeluh dan bergabung, serta mencoba segala sesuatu yang ada di desa sebagai warga desa.

Urbanisasi sangat berpotensi mengakibatkan desa menjadi bangkrut. Itu sama seperti sebuah contoh ketika sebuah toko kecil menjelang bangkrut, semua orang mengeluh dan menyayangkannya. Namun, mereka terus saja berbelanja di toko serba ada yang ada di kota. Jika menginginkan pembangunan Indonesia dari desa, maka kita harus menjadi bagian dari desa itu dan mendukungnya, kalau tidak maka ia akan mandeg dan mati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun