Dalam sebuah buku renungan harian berjudul Our Daily Bread, edisi 5-6 Juni 2017, ada sebuah dialog antara seorang kakek dengan cucunya yang bercakap-cakap tentang pandangan mereka soal hidup. Sang kakek berkata kepada cucunya, "Aku telah hidup dari zaman kereta kuda sampai zaman manusia berjalan di bulan. Namun, aku tak pernah mengira hidup begitu singkat." Mungkin kita juga sering bertanya dalam hati, "Kemana saja waktu telah berlalu, dan apa sebenarnya yang kita inginkan?"
Hidup terlalu singkat dan menjadi sia-sia bila hanya dihabiskan untuk saling curiga, saling membenci, saling menghujat dan saling mencaci-maki. Bukan hanya baru-baru ini manusia diberi tahu bahwa dunia adalah panggung sandiwara. Mereka yang sering mengatakan kebenaran belum tentu benar.
Suka atau tidak suka, kita hidup dalam kenyataan yang terkadang lebih dramatis dari sandiwara. Sangat disayangkan, bila orang yang sadar dan memahami situasi sebagaimana adanya, tapi masih saja memilih menjadi aktor mabuk yang gagal melagak dan merepet di atas panggung dan membawa orang-orang yang kebingungan yang lebih tampak sebagai orang bodoh yang penuh bising dan kemarahan turut serta berjalan-jalan bersamanya, kemudian hilang dan mati pada hari berikutnya. Entah apa sebenarnya yang diinginkannya, padahal sudah sekian waktu hidup ini dijalaninya?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H