Dia menerima dengan rela seluruh rasa sakit yang sesungguhnya bukan karena kesalahanNya, tapi karena dosa dan kesalahan manusia. Kita yang tidak tahu apa yang telah kita perbuat.
Salah satu pelajaran dalam kisah jalan salib Yesus dari kota Yerusalem ke Golgota, adalah saat Simon, seorang laki-laki yang sebenarnya datang dari Kirene ke Yerusalem karena berniat hendak merayakan Paskah, lewat di sekitar kerumunan massa yang sedang "menghakimi" Yesus dalam jatuh bangun memikul salib di penghamikan jalanan Yerusalem. Simon dipaksa oleh prajurit Roma untuk membantu Yesus memikul salib. Yesus sudah sangat kelelahan dan kelihatan sudah sangat tidak berdaya.
Simon dari Kirene, adalah contoh yang bisa juga dijadikan refleksi, bagaimana seorang manusia, yang meskipun karena dipaksa, tanpa tahu apa yang sedang terjadi, bisa mengalami anugerah kasih yang besar yang akan mengubahkan hidupnya.
Dalam keterkejutannya atas apa yang dia saksikan, Simon fokus menatap Yesus yang berjalan terhuyung-huyung bersamanya. Ia ikut serta memikul salib dan berjalan sepanjang jalan yang dilalui oleh Yesus.
Mungkin dalam sebuah momen di tengah perjalanannya bersama Yesus, ia pun akan bertanya dalam hatinya "Kenapa orang ini harus menanggung hal yang sekejam ini? Apa gerangan kesalahan besar yang telah dilakukannya? Ampunilah kami, karena kami tidak tahu apa yang kami perbuat."
Mengutip kalimat dari pendeta Dietrich Bonhoeffer, seorang berkebangsaan Jerman yang menjadi martir karena melawan kebijakan-kebijakan Hitler, katanya:
"Tidak penting menganggap diri kita saleh atau pendosa. Kita lihat, bagaimana kita bisa menjadi begitu sombong saat merasa diri kita berhasil, atau menjadi terlihat begitu berantakan saat merasa diri kita dirundung oleh kegagalan? Kita perlu memandang jalan yang kita jalani sebagaimana Yesus memandangnya dari Getsemane, 'bukan kehendakKu Bapa, melainkan kehendakMu-lah yang jadi.' Hanya melalui Dia, kita akan bisa melewati semua ini, dan Dia yang akan menuntun kita untuk datang kepadaNya."
Selamat menyambut Paskah Tahun 2019.
Kiranya Tuhan memberkati kita dan melindungi kita, menyinari kita dengan wajah-Nya dan memberi kita kasih karunia. Kiranya Tuhan berkenan menghadapkan wajah-Nya kepada kita dan memberi kita damai sejahtera.
Tuhan memberkati Indonesia. Damailah Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H