Mohon tunggu...
Teopilus Tarigan
Teopilus Tarigan Mohon Tunggu... ASN - Pegawai Negeri Sipil

Pro Deo et Patria

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sehari di Desa Serdang, Bersama Sungai dan Si Galia

29 Januari 2019   13:30 Diperbarui: 3 Mei 2020   00:16 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setiap turun ke sungai di desa, rasanya tetap aktual menggambarkan perasaan melihat desa, sungai, gunung dan padi, dengan mengutip puisi Mandalawangi-Pangrango dari Soe Hok Gie:
Senja ini, ketika matahari turun
Ke dalam jurang-jurangmu
Aku datang kembali
Ke dalam ribaanmu, dalam sepimu
Dan dalam dinginmu
Walaupun setiap orang berbicara tentang manfaat dan guna
Aku bicara padamu tentang cinta dan keindahan
Dan aku terima kau dalam keberadaanmu
Seperti kau terima daku

Lembah Seribu Bunga,Serdang-Barusjahe (dokpri)
Lembah Seribu Bunga,Serdang-Barusjahe (dokpri)
Sungai Lau Raja (dokpri)
Sungai Lau Raja (dokpri)

Sementara itu, nun di kejauhan, Deleng Taincuk yang ikonik sebagai latar belakang Desa Serdang, Mandalawangi Pangrango-nya Tanah Karo tampak berdiri gagah dalam ketenangan, seolah tampak seperti seorang seorang kakek yang membungkuk dan berkata kepada cucunya: 

"Aku telah hidup dari zaman kereta kuda sampai zaman manusia berjalan di bulan, banyak perubahan, dan aku telah menyaksikan orang-orang yang datang dan pergi dalam hidup. Aku telah melihat kenyataan bahwa hidup ini begitu singkat." Mungkin kita juga sering bertanya dalam hati, kemana saja waktu telah berlalu, dan apa sebenarnya yang kita inginkan.

Kini, di masa sekarang, apa yang lebih hangat dari memori sentimentil masa kecil di kampung halaman? Salah satunya adalah kehangatan pada musim panen, saat Page si Galia bercampur santan dipanggang di dalam ruas-ruas pokok bambu di halaman belakang rumah, saat perayaan syukuran pesta panen tahunan, yang disebut "kerja tahun" bersama-sama dengan handai taulan.

Memanggang Lemang di Saat Pesta Panen
Memanggang Lemang di Saat Pesta Panen
Selain itu, kenangan menjala ikan, menangkap kepiting (ndukdak), berenang di sungai, menggembala kerbau sambil meniup surdam (suling), dan di-ninabobo-kan (didong) saat menjelang tidur oleh nenek, adalah sebagian kenangan yang lain saat di desa, selain sungai dan Page si Galia. Terkadang, saat merindukan semua kenangan tentang desa, ada terbersit rasa haru, dan titik air mata.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun