Hal ini tidak saja berkaitan dengan kesesuaian oktan bahan bakar, tetapi juga berkaitan dengan asas kepatutan dan kelayakan, serta kemampuan keuangan negara dalam memberikan daya dukung kehidupan. Baik golongan ekonomi lemah maupun menengah atas sama-sama tidak terlepas dari kebutuhan mobilitas.
Termasuk kendaraan-kendaraan dinas jabatan maupun kendaraan operasional pemerintah, yang berpelat merah, dianjurkan tidak menggunakan bahan bakar bersubsidi. Maka akan menjadi aneh kalau regulator sendiri tidak mematuhi sebuah kebijakan yang telah menjadi regulasi.
Akankah masyarakat bisa disalahkan bila pemerintah sendiri tidak memberikan teladan? Memang kecenderungan gerak perubahan peradaban seolah memberikan indikasi kuat bahwa kita menuju sebuah era pemerintahan tanpa pemerintah, to govern without government. Maka setidaknya dalam bahasan mengenai bahan bakar ini, kita patut mempertimbangkan soal kebutuhan, kepentingan, aturan, kepatutan dan lingkungan.
Belum tentu, asap yang hitam pekat tebal kendaraan yang berjalan tersendat-sendat itu semata karena faktor usia kendaraan. Namun, merupakan akibat dari sebuah akumulasi perilaku tidak peduli, tidak taat aturan dan ketidakpatutan.
Memerlukan sebuah sikap kepedulian, ketekunan, kepatuhan dan sedikit tambahan pengorbanan dalam menghadirkan peradaban berkelanjutan yang ber-perspektif pelestarian lingkungan. Akan tidak sebanding, keuntungan ekonomi jangka pendek yang kita dapatkan, dibandingkan biaya mahal yang akan kita keluarkan dalam jangka menengah dan jangka panjang. Ini bukan sesuatu yang mudah untuk dilakukan, tapi patut untuk tetap kita perjuangkan.
Gunakanlah bahan bakar minyak dengan bijak, karena itu tidak dapat diperbaharui. Pakailah bahan bakar dengan bilangan oktan yang sesuai demi kebaikan kita bersama.
Kata teman saya yang bekerja di sektor perkebunan : "CPO belum bisa digunakan sebagai bahan bakar murni. Baru sebatas pendamping untuk tambahan bahan bakar biodiesel. Setidaknya begitulah sampai saat ini."
Perkembangan ilmu pengetahuan yang menjadi sumber daya paling menentukan dalam persaingan global saat ini tentu saja memberikan berbagai kemungkinan yang bahkan tidak bisa kita pikirkan akan lahir di masa depan. Namun, tidak ada salahnya kalau kita bijak menggunakan sumber daya bahan bakar minyak yang ada saat ini.