Apa itu sociopreneur? Sociopreneur adalah usaha atau bisnis yang tidak hanya mengambil keuntungan semata, tapi ada unsur sosial di dalamnya.Â
Usaha yang tidak bertujuan untuk memperkaya diri sendiri ini berkontribusi dalam kesejahteraan banyak orang.Â
Jenis-jenis usaha sociopreneur sangat beragam, mulai dari lingkungan, kesehatan, bahkan hingga pendidikan. Hal ini tergantung orang yang melakukannya. Biasanya mereka akan memulai dari hal yang paling disukainya.
Banyak orang yang mengira bahwa seorang sociopreneur tidak mendapatkan penghasilan sama sekali. Padahal itu adalah anggapan yang salah.Â
Orang yang bergelut dibidang ini bukan berarti dia tidak mendapatkan profit sama sekali. Mereka tetap berorientasikan kepada profit, namun tujuan utama dari konsentrasinya adalah membantu pemecahan masalah lingkungan sosial yang dipilih.
Sifat masyarakat Indonesia yang terkenal suka menolong sesama ini cocok sekali dengan sociopreneur. Nilai sosial yang melekat dalam kehidupan sehari-hari merupakan modal dasar dari tumbuhnya wirausaha yang berbasis sosial. Rata-rata sociopreneur ini tumbuh dari sebuah komunitas.Â
Komunitas pengusaha yang sudah memiliki omzet yang berlebih setiap harinya, mereka termotivasi untuk menggulirkan sebagian rezekinya untuk melakukan sociopreneur.
Salah satu sociopreneur terkenal dunia adalah Muhammad Yunus, beliau adalah seorang pengusaha asal Bangladesh. Muhammad Yunus adalah salah satu pebisnis yang mendapat Medali Nobel karena inovasi dan keberaniannya membuka sebuah bank yang mampu memberikan pinjaman dengan bunga yang rendah kepada entrepreneur pemula yang ingin membuka usaha. Hal ini adalah hal yang dibenci oleh pemilik bank konvensional di dunia.
Usaha berbasis sosial ini diperuntukkan untuk membantu sesama dalam operasionalnya sekaligus memberikan edukasi-edukasi. Mereka yang tidak memiliki pekerjaan biasanya diberikan modal untuk melakukan usaha.Â
Di mana usaha tersebut nantinya akan dipantau secara periodik. Bukan hanya itu, biasanya melalui pemantauan itu, jika usaha yang dijalankan berhasil dan menghasilkan profit yang besar, ada sistem bagi hasil. Di mana dana bagi hasil tersebut akan diputar kembali untuk membantu yang lainnya dalam memulai usaha.
Sociopreneur biasanya memiliki kepribadian yang pantang menyerah, gigih, mandiri, inovatif, peka sosial, dan memiliki empati yang tinggi terhadap masyarakat.Â
Mereka berpikir bahwa bagaimana bisnisnya dapat membawa manfaat bagi masyarakat dan lingkungan di sekitarnya. Berikut hal-hal yang harus dimiliki untuk menjadi sociopreneur, pertama, itikad.Â
Niat untuk menjadi penguasaha dengan dasar fundamental sosial, di mana usaha yang dilakukan nanti bukan hanya untuk kepentingan diri sendiri, melainkan untuk membantu menyejahterakan orang lain.
Kedua, ikhlas. Untuk menjadi sociopreneur kita harus memiliki hati yang ikhlas. Bisnis yang ditujukan untuk kesejahteraan banyak orang dan bukan untuk kepentingan pribadi ini biasanya memiliki banyak godaan.Â
Ketiga, visi dan misi yang jelas. Menjalankan sociopreneur haruslah dengan visi dan misi yang jelas. Kenali dulu tujuan dalam membangun usaha ini, dengan begitu kamu akan mendapatkan motivasi, dan motivasi tersebutlah yang akan membawamu menjalankan usaha ini dengan baik.
Keempat, yakni mental yang kuat. Perlu disadari, bisnis yang berbasis membantu kesejahteraan orang lain tidaklah mudah. Banyak sekali godaan yang menghampiri, terutama dalam hal materi.Â
Jangan sampai godaan materi membuatmu melupakan tujuan dari terbangunnya usaha sociopreneur ini. Semoga, para pengusaha lainnya dapat menjadi sociopreneur demi menumbuhkan perekonomian masyarakat Indonesia.
Sebagai kaum muda, kita tidak lagi sekedar pelengkap dari sebuah institusi pendidikan. Tetapi lebih dari itu, kita harus memiliki tujuan yang harus ditetapkan ke depan.Â
Dengan adanya tujuan, kita akan tahu apa yang diharapkan dan apa yang ingin dicapai. Tujuan ini nantinya yang akan mendorong untuk mendapatkan passion. Dan passion inilah yang akan memotivasi kita untuk melakukan tindakan dan kerja keras.
Membebaskan
Setiap tindakan harus senantiasa dilandasi positivisme atau berpikir positif. Dengan semangat yang benar, anak muda, seperti kita bisa sukses. Tidak hanya menjadi sukses untuk diri sendiri, tapi juga memikirkan cara bagaimana bisa untuk berkontribusi lebih bagi negara.Â
Jadi sebagai pemimpin masa depan ada beban amanah di pundak untuk ikut serta berperan menentukan arah kemajuan bangsa dan negara. Jadi, dibalik kebesaran jaket almamater, seragam oragansiasi atau asosiasi mauun lembaga ada tanggungjawab besar barisan muda untuk berkontribusi bagi negeri.
Kaum muda harus bisa ikut mengurai permasalahan bangsa ini satu persatu. Bagaimana bangsa ini betul-betul sepenuhnya berdaulat. Berdaulat di bidang politik, berdikari di bidang ekonomi dan berkepribadian di bidang kebudayaan.Â
Anak muda harus mulai belajar untuk bisa transparan, akuntabel, jujur dan bertang-gungjawab. Selain itu juga peduli dan peka pada kehidupan masyarakat. Masyarakat harus diberdayakan agar mandiri dan berdaya saing tinggi.
Pada intinya, kita semua harus bisa menggunakan kesempatan belajar ini dengan sebaik-baiknya. Kita jangan hanya memiliki pilihan ekstrem study oriented saja, nanti malah kurang peka terhadap persoalan sekitar dan mampu memberikan kontribusi riil kepada masyarakat.Â
Tetapi juga dalam titik ekstrem yang lain kalian juga jangan organized oriented  saja, sehingga tidak memiliki prestasi akademik yang baik.
Harus ada keseimbangan orientasi antara akademik dan kegiatan non akademik. Berikan kontribusi maksimal bagi kemajuan bangsa ini.Â
Belajar dengan baik dan tekun, agar bisa pintar secara akademis dan pinter secara sosial. Kalau pintar secara akademis bisa dipelajari. Kalau pintar secara sosial mesti belajar dari lingkungan sekitar.
Untuk melengkapi uraian singkat di atas, ada baiknya kita buka kembali kredo pendampingan atau pemberdayaan masyarakat, "Datanglah ke komunitas, hiduplah bersama mereka, belajarlah dari mereka, susunlah rencana bersama mereka, mulailah dengan sesuatu yang mereka ketahui.
Bangunlah dengan sesuatu yang mereka miliki, mengajar sambil memeragakan, belajar sambal bekerja, bukan memberitahu, tetapi memberi contoh, bukan acak-acakan, tetapi suatu sistem.
Bukan sepotong-potong tetapi sesuatu pendekatan terpadu, bukan menyesuaikan, tetapi membuat perubahan dan  bukan mengasihani, tetapi membebaskan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H