Mohon tunggu...
Marjono Eswe
Marjono Eswe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Ketik Biasa
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis Bercahayalah!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Subsidi Pulsa Bukti Negara Hadir Melayani Rakyat

24 Agustus 2020   11:58 Diperbarui: 24 Agustus 2020   11:45 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Rencana pemerintah memberikan subsidi pulsa bagi para siswa patut kita apresiasi atas ragam kesulitan di musim pandemi coivid-19, utamanya menjadi bagian solusi pembelajaran daring selama ini. Satu soalan yang mencuat adalah problematik keterbatasan pulsa dan atau kuota internet.

Permasalahan  ini lekat dengan kepedihan kita atas kemiskinan kita hari ini. Soal kemiskinan rasanya tidak hanya dapat diselesaikan dalam satu bidang saja, karena permasalahan kemiskinan sangat multi dimensi, oleh karena itu perlu dukungan dari semua kalangan baik swasta, dunia usaha, dan masyarakat.

Peran serta semua stakeholder, untuk menyamakan langkah kongkrit dalam mengatasi permasalahan dan upaya penanggulangan kemiskinan menjadi penting di sini. Berbagai program penanggulangan kemiskinan telah diluncurkan baik oleh Pemerintah pusat, provinsi maupun kabupaten/kota, bahkan oleh pihak ketiga swasta melalui Corporate Social Responsibity (CSR) dan kelompok-kelompok peduli lainnya.

Pemerintah kita pastikan selalu hadir memberikan bantuan kepada warganya, melayani rakyat terutama bantuan pulsa bagi siswa dan pengajar. Ini juga menjadi bagian layanan prima kepada publik. Ada beberapa hal yang melatari negara hadir di sini, pertama sebagai kewajiban selayaknya orangtua kepada anak-anaknya dalam mencukupi kebutuhannya, termasuk pemberian pulsa kepada warganya ini. Kedua, menjadi bagian upaya negara mencerdaskan kehidupan bangsa dan menyejahterakan masyarakat sebagaimana amanat UUD 1945.

Sampai saat ini, kita masih punya PR tak sedikit terkait eksekusi pembelajaran daring maupun pembelajaran jarak jauh (PJJ) di negeri ini.  Titik-titik kritis tersebut, diantaranya belum semua rumah tangga berlistrik, tak seluruh siswa punya gadget, dan keterbatasan jangkauan sinyak dari para provider internet maupun masih mahalnya paket data internet bagi keluarga miskin, terutama di pedesaan.

Menurut penulis, bantuan pulsa bagi siswa dan guru bagus. Namun demikian, beberapa hal masih harus dipertegas, sehingga tak salah kaprah atas arus bantuan ini nantinya. Pertama, bantuan lebih baik diberikan kepada siswa miskin ketimbang guru, karena guru jelas mendapatkan gaji dan sebagainya, kecuali mereka para guru yang non PNS atau berstatus honorer.

Kedua, Bantuan pulsa siswa juga harus diseleksi hanya khsusus mereka yang berasal dari keluarga miskin. Keluarga miskin ini pun tentu juga dibreakdown lagi, atas berapa tanggungan keluarga atas anak-anaknya yang masih bersekolah atau kuliah. Dalam hal ini, pendataan dan survei petugas sangat dinanti atas keakuratan data dan hasil cros cek kondisi ekonomi keluarga masing-masing anak. Di luar itu, penghasilan rata-rata orangtua dan tanggungan keluarga juga bisa menjadi dasar pemberian bantuan pulsa ini.

Soal mekanisme bantuan, bisa saja diintegrasikan dengan KIP atau KIS selama ini, tinggal bagaimana menyatukan itikat baik pemerintah ini pada lembaga yang berkompeten. Mesti dicermati, jangan sampai bantuan pulsa ini menjadi salah atau tidak tepat sasaran, seperti kasus-kasus bantuan sembako, BLT dan sebagainya.

Pengawasan dan edukasi kepada orangtua atau keluarga dalam proses bantuan pulsa ini perlu digerakkan, sehingga tak ada model penyerobotan atau orang kaya yang makan kue anak miskin, apalagi yatim piatu.

Kemiskinan, pengangguran, masih menjadi bagian PR kita hari ini. Upaya pengentasan kemiskinan agar berjalan secara sinergis dan berkelanjutan harus dilakukan penyusunan program dan kegiatan pembangunan bersinergi antara perencanaan dan penganggaran yang berpihak pada masyarakat miskin, atau penanggulangan kemiskinan. Oleh sebab itu, program penanggulangan kemiskinan sangat penting untuk benar-benar diterima dan dinikmati oleh masyarakat yang berada dibawah garis kemiskinan.

Ini adalah bentuk kepedulian dan dukungan pemerintah dalam memberdayakan masyarakat. Bantuan pulsa ini sejatinya juga merupakan uang rakyat yang harus kita kembalikan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. Harapannya, bantuan pulsa ini bisa dimanfatkan lagi oleh rakyat secara baik sesuai peruntukannya. 

Menghapus Ketergantungan

Sekali lagi, bantuan ini merupakan komitmen dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dan peningkatan kinerja pemerintah, dan untuk menunjang pencapaian sasaran pembangunan pemerintah dengan memperhatikan azas keadilan, kepatuhan, rasionalitas dan manfaat untuk masyarakat.          

Kita pahami, pemerintah belum bisa membuat rakyat tersenyum dan bernafas lega sepnuhnya, tapi bismillah nawaitu dan kita berikhtiar mendorong dan menggerakkan terus berupaya menjadi tim kontingen kebaikan. Sekurangnya lewat sentuhan bantuan ini.  Ini juga bagian cinta pemerintah kepada masyarakat miskin.

Kepada para penerima bantuan, kita minta agar dapat memanfaatkan bantuan pulsa ini dengan sebaik-baiknya, kepada guru dan sekolah maupun institusi terkait agar dapat memfasilitasi proses pencairannya sesuai dengan ketentuan yang berlaku, sehingga dapat dipertanggungjawabkan, serta senantiasa memonitor pemanfaatan bantuan, sehingga tepat sasaran dan tepat manfaat dalam pendayagunaannya. 

Sehingga bantuan ini nantinya benar-benar mampu memberikan manfaat bagi rakyat miskin, anak miskin dalam menyiapkan pembelajarannya.

Relevan dengan situasi pandemi  sekarang ini, selain bantuan pulsa, rasanya layak diluncurkan juga bantuan sambungan listrik gratis bagi warga miskin, kemudian stimulan dana tau hadiah berupa laptop bagi siswa miskin maupun besaran bantuan pulsa yang jauh lebih besar khusus siswa miskin, sehingga mampu menekan problematik pembelajaran daring dana tau PJJ. Semoga dengan bantuan pulsa pemerintah, mereka lebih percaya diri, jauh bergairah dalam belajar membalik nasib dan masa depan diri dan keluarganya.

Selain itu, jika memungkinkah bantuan pulsa ini akan lebih berkelanjutan kala disertai bantuan usaha ekonomi produktif bagi keluarga miskin, meskipun sudah ada PKH, bantuan sembako maupun BLT covid. Bantuan produktif, sekali lagi penting untuk menghapus jebakan ketergantungan konsumerisme dan ekonomi subsisten.

           

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun