Mohon tunggu...
Marjono Eswe
Marjono Eswe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Ketik Biasa
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis Bercahayalah!

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Satpol PP Goes to School

16 Juli 2020   11:56 Diperbarui: 16 Juli 2020   19:13 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keamanan. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Pixelcreatures

Lebih jauh, Pancasila sebagai ideologi negara hingga hari ini sudah final, namun berbagai ujian dari kelompok anti Pancasila atau parasit kebangsaan terus menerpa. Di era keterbukaan dan kebebasan berpendapat, penyebaran isme maupun ajaran yang berseberangan Pancasila dan UUD 1945 secara viral saat ini cenderung dikemas dan disisipkan dalam berbagai bentuk.

Diantaranya, buku, film, berita hoax dan pabrikasi ujaran kebencian lain. Juga kelompok-kelompok yang mengatasnamakan agama berpotensi mengganggu persatuan dan kesatuan yang berdampak pada disintegrasi bangsa. Maka, Satpol PP Goes To School ini bakal menjadi nutrisi sekaligus martir baru bagi pelajar sekolah/madrasah untuk mengikis berbagai ancaman itu.

Satpol PP Goes To School ini juga bisa menjadi starting point bagi jajaran institusi penegak perda dalam menerjemahkan, menafsirkan dan mengimplementasikan regulasi tentang Pemda. Apa yang dilakukan dan perbuat Satpol PP Jateng ini tentu juga seturut dengan upaya membangun integritas bangsa ditetumpukan pendidikan karakter yang disorongkan pemerintah.

Ketika Satpol PP bermitra dengan sekolah ada banyak hal yang bisa diraup, diantaranya menambah wawasan siswa, mendorong dan menggerakkan siswa untuk lebih mencintai NKRI juga merawat keragaman di tengah beragamaan. Harapan lainnya adalah angka kenakalan remaja melorot. Selain itu, juga tidak melupakan arus besar lifelong education bagi siswa.

The Mother of Man

Paradigma baru Satpol PP ini dapat menjadi momentum mawas diri bagi institusinya untuk melakukan autokritik. Sudah saatnya Satpol PP berubah menuju Satpol PP yang kreatif, inovatif dan transformatif. Juga anti korupsi, gratifikasi dan pungli. Dalam konteks ini, revolusi mental perlu digelorakan terus jangan sampai diinterupsi.

Pendekatan budaya layak diketengahkan, bagaimana transformasi sosiokultur masyarakat mengkonkret tanpa reserve, tanpa harus diawasi dan dengan kerelaan penuh, sehingga bertumbuh nilai-nilai ketaatan, kepatuhan dan kebersamaan secara organik menjaga, merawat dan menegakkan perda maupun tatib sekolah.

Kita menerima Satpol PP apa adanya, tapi kita tidak membiarkan Satpol PP seadanya. Meskipun sebagai penegak perda, harus dihindari mindset merasa di atas angin atau dekat dengan elit. Justru di sinilah Satpol PP mesti mewakafkan dirinya sebagai sosok pelindung, penjaga dan perawat yang teduh bagi kokohnya perda dan tranmas.

Satpol PP hari ini adalah sosok yang tegas bukan kasar, berwibawa tanpa jumawa, melayani bukan memaki, membantu dan memandu bukan mengganggu, memberdayakan bukan mempedaya, preventif bukan represif, konstruktif bukan distruktif, solutif bukan parasit, bisa merasa bukan merasa bisa. Intinya Satpol PP hari ini adalah Satpol PP yang genial.

Intimitas dalam Satpol PP Goes to Scholl, kita serasa menemukan kembali sosok Satpol PP yang dekat, hangat dan bersahabat dengan masyarakat. Sekarang pelajar/siswa tak perlu takut, lari dan umpet-umpetan tatkala berhadapan dengan Satpol PP.

Karena Satpol PP hari ini adalah sosok yang teduh, humanis dan friendly juga selalu membawa suasana sekaligus sensasi yang lebih berwarna, lebih fun. Ke depan Satpol PP harus mampu menjadi The Mother of Man, ibu dari PKL, PNS, mahasiswa, pelajar/siswa, buruh, petani, nelayan juga seluruh elemen masyarakat dalam menguatkan, menegakkan perda dan ketenteraman, keamanan masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun