Mohon tunggu...
Tengku Sri RamaDonna
Tengku Sri RamaDonna Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN JAKARTA

Pendidikan, Psikologi, Sosial

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Hereditas dan Lingkungan dalam Proses Perkembangan

7 November 2024   21:33 Diperbarui: 7 November 2024   21:50 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Proses perkembangan individu merupakan fenomena kompleks yang memerlukan interaksi dari berbagai faktor, entah itu dari faktor internal maupun eksternal. Studi perkembangan dan psikologi sering kali membahas dua faktor utama yang mempengaruhi proses perkembangan individu, yaitu faktor lingkungan dan hereditas atau keturunan.

Tiga Pendekatan utama yang menawarkan pandangan yang berbeda mengenai bagaimana
faktor-faktor berperan dalam perkembangan manusia, yaitu adalah :
 

1. Teori Empirisme

Teori Empirisme pertama kali dicetuskan oleh Francis Bacon (1531-1626) yang kemudian dikembangkan oleh beberapa tokoh seperti Thomas Hobbes, John Locke dan Berkeley. Nama asli aliran ini adalah The School of British Empiricism (Aliran Empirisme Inggris). Dalam teori ini, faktor bawaan dari orang tua (genetik) tidak dipentingkan. Pengalaman diperoleh anak melalui hubungan dengan lingkungan (sosial, alam, dan budaya).

Kelemahan teori empirisme : 

1. Keterbatasan Indra Manusia, empirisme sangat bergantung pada pengalaman yang diperoleh melalui indra manusia. Namun, indra
manusia memiliki keterbatasan dan tidak selalu dapat mengamati semua fenomena secara akurat. 2. Hanya mementingkan pengalaman, sedangkan kemampuan dasar atau bakat yang dimiliki oleh seorang anak diabaikan. 3. Pengalaman individu bersifat subjektif, artinya interpretasi dan persepsi setiap orang berbeda-beda. Ini mengakibatkan pengetahuan yang dihasilkan dari pengalaman menjadi relatif dan tidak konsisten.

2. Teori Nativisme 

Teori nativisme digagas oleh Schopenhauer dari Jerman (1788-1860), dan diantara penganutnya adalah prof Heymans dan juga J.J.Rousseau, seorang ahli pendidikan bangsa Perancis. Istilah Nativesme berasal dari bahasa latin yaitu nativus yang berarti karena kelahiran. Istilah lainnya natus yaitu lahir, nativis pembawaan. Aliran ini berpendapat bahwa tiap-tiap anak sejak dilahirkan sudah mempunyai berbagai pembawaan yang akan berkembang sendiri menurut arahnya masing-masing pembawaan anak itu ada yang baik dan ada yang buruk.

Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan manusia dalam teori nativisme : 1.Faktor genetic 2. Faktor kemampuan anak. 

Kelebihan dari teori nativisme adalah Dapat menonjolkan bakat yang manusia miliki, mendorong perwujudan diri sebagai manusia berkompetensi, membantu manusia dalam penentuan dari sebuah pilihan, dan mendorong perkembangan potensi diri manusia. Sedangkan kekurangan Teori Nativisme diantaranya adalah Pandangan negative dari teori ini adalah seolah-olah manusia memiliki sifat-sifat sulit diubah karena sifat-sifat turunan telah melekat padanya sejak lahir.

3. Teori Konvergensi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun