Mohon tunggu...
Tengku Bintang
Tengku Bintang Mohon Tunggu... interpreneur -

Pensiunan

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Menangkap Ular Raksasa di Hutan Sumatera

22 Mei 2012   08:30 Diperbarui: 4 April 2017   17:24 8856
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Peringatan : Bacaan ini hanya umtuk kalangan ‘pemberani’ yang punya nyali. Yang penakut dan punya gangguan sesak nafas, supaya minggir dulu!



Ca’ileee…..



Hanya ada tiga hal yang saya takuti di dunia ini, yaitu hantu berwujud wanita, ular siluman dan binatang buas. Maklum, di masa kecil dahulu saya selalu ditakut-takuti dengan tiga hal itu, sehingga terpatri kuat di kepala dan telah menjadi halusinasi permanen di alam bawah sadar. Apa boleh buat…!



Karena itu saya selalu membawa kawan jika bepergian malam hari. Satu orang sebagai sopir dan seorang lagi sebagai pengawal, untuk jaga-jaga. Lebih-lebih hendak menempuh jalan raya Lintas Timur Sumatera. Beberapa ruas jalan sangat sunyi di malam hari.



Demikianlah, ketika melintasi Jembatan Peninggalan di Kabupaten Musi Banyuasin, pesisir timur Sumsel. Sekitar 5 kilometer kemudian jalan memasuki daerah berawa-rawa dengan semak belukar padat di kedua sisi jalan. Dari jauh saya melihat sesuatu melintang di jalan tersorot sinar lampu, sebesar betis orang dewasa, dan bergerak-gerak. Saya sudah membayangkan benda apa itu. Jam menunjukkan pukul 02.15 dinihari.



Sopir saya minta berhenti tepat di lokasi, dan kami bertiga melihat bagian ekornya sekitar 1 meter masih berada di atas aspal. Nyata dan sah, itu adalah ular sanca kembang. Saya meminta sopir turun untuk menangkap ekornya.



“Saya tidak berani, bos. Ampun, kekekekk…!”



“Lho, laki-laki macam apa kamu ini? Belum jadi bos sudah takut sama ular sanca. Sana, turun kalian berdua, aku mau lihat kemampuan kalian. Hati-hati kepalanya….!”



Akhirnya mereka turun, tolah-toleh sejenak. Saya mengawasinya dengan berdebar-debar, memagang tongkat besi sebagai persiapan. Ketika ular itu bergerak lagi hendak menghilang ke dalam semak, si sopir memegang ekornya dan menariknya. Nah…



Ular besar itu langsung berbalik, menyerang. Untunglah si sopir segera melepaskan pegangannya dan melompat mundur sehingga luput dari patukan. Demikian besarnya ular itu sehingga menimbulkan suara gedebuk ketika separuh badannya menimpa permukan jalan. Dengan mulut yang terus-menerus menganga, ular itu tampaknya marah sekali.



Saya pun turun, menyudahi permainan itu dengan ilmu pamungkas, yaitu melepas jaket dan melemparkannya. Ular itu pun langsung mematuknya dan menggulungnya…., menggulungnya dengan ketat nyaris seperti bola.



Selanjutnya ular itu kami bungkus dengan terpal mobil, digulung, kedua ujungnya diikat dengan kuat sehingga menyerupai bentuk permen. Dinaikkan ke atas atap mobil, lalu kami melanjutkan perjalanan. Selama mengerjakan itu, saya sama sekali tak berani bersentuhan dengan ularnya.



Kepada sopir saya katakan begini: “Nanti kalau ada orang bertanya siapa yang menangkap ular ini, kalian jawab Pak Tengku-lah orangnya!”



“He…eh?”



“Lha, iya! Kalian katakan, Pak Tengku menangkapnya seorang diri, menariknya dari rawa-rawa, dan kalian hanya menonton ketakutan. Itu supaya orang-orang menganggap saya sakti…!



“Oke, bos!”



“Nah, begitu. Nanti ular ini kalian jual, kan lumayan. Tapi jangan lupa jaketku diambil dulu, jangan ikut dijual!”



“Oke, bos!”



Sampai di tujuan, saya langsung tidur. Setelah bangun, saya menemukan jaketku telah kembali dalam keadaan kusut dan bolong-bolong. Tak apalah. Dengar-dengar, mereka menjualnya kepada pemilik Pom Bensin yang juga kolektor ular sanca seharga Rp. 500.000.- uangnya telah habis dibagi rata. Sedangkan saya sendiri, mulai dikenal sebagai orang sakti penakluk ular raksasa.



Bhaha uha…ha..ha..



Begitulah ceritanya.

*****

Add. Tengkubintang, masih lelah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun