Mohon tunggu...
Tengku Maulana
Tengku Maulana Mohon Tunggu... Editor - Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Nama Tengku Maulana, Lahir di Musalo 30 Maret 2002 pendidikan sekarang strata 1 UIN syarif Hidayatullah Jakarta,

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Analisis Terjemahan Q.S An-Nahl 44, Hadis Imam Bukhari No. 6605, dan Perkataan Imam Ali bin Abi Thalib dalam Kitab Ihya'ulumuddin

20 Desember 2021   13:37 Diperbarui: 20 Desember 2021   13:56 512
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 Sementara itu, Imam Abu Dawud juga meriwayatkan hadist yang sama, akan tetapi redaksi hadis yang diriwayatkan oleh Abu Dawud lebih pendek dibandingkan dari hadist yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori.  Terjemahan dari hadis yang diriwayatkan oleh imam Abu Dawud Ialah "Seorang laki-laki adalah pemimpin bagi keluarganya dan ia bertanggung jawab atas mereka, seorang wanita adalah pemimpin bagi rumah suaminya dan anaknya, dan ia bertanggung jawab atas mereka.

Seorang budak adalah pemimpin bagi harta tuannya, dan ia bertanggung jawab atasnya. Maka setiap dari kalian adalah adalah pemimpin yang bertanggung jawab atas kepemimpinannya." (HR Abu Dawud).[4]

 Disini dapat kita lihat bahwa ada beberapa konteks hadis yang diriwayatkan oleh imam Bukhori yang tidak dicantumkan oleh Imam Abu Dawud Seperti:

1. Ketahuilah setiap kalian adalah pemimpin

2. Dan setiap kalian akan diminta pertanggungjawaban atas yang dipimpin

3. penguasa yang memimpin rakyat banyak dia akan dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya

 Ketiga poin diatas dicantumkan oleh imam Bukhori dalam kitab nya akan tetapi tidak dicantumkan oleh imam Abu Dawud.

 Sementara itu, untuk tafsiran dari hadist ini sendiri ialah: Kata "Raa'in" (pemimpin) menurut para ulama adalah orang yang menjaga, yang mendapat amanah dan yang harus memilih yang baik dalam mengurusnya, yakni terhadap sesuatu atau orang yang di bawah kepengurusannya. Hadits ini menunjukkan, bahwa setiap orang yang memiliki bawahan, maka dituntut berlaku adil dan menegakkan kemaslahatan baik yang terkait dengan agama maupun dunianya. 

Oleh karena itu, semua orang yang diangkat Allah sebagai amin (penanggung jawab) terhadap sesuatu, maka ia harus melakukan nasihah (yang terbaik) di dalamnya, mengerahkan kesungguhan dalam memelihara dan mengurusnya. 

Hadits ini juga memerintahkan kita untuk mengerjakan kewajiban dan memenuhi hak, berbuat baik dalam bekerja dan dalam memimpin. Maksud "diminta pertanggungjawaban" adalah ditanya tentang tindakan yang dilakukannya dan tentang orang yang dipimpinnya; apakah melakukan tugas atau kewajibannya dengan baik atau tidak.[5]

Sayyidina Ali bin Abi Thalib karramallahu wajhah, sebagaimana dikutip Imam al-Ghazali dalam kitab Ihyaulumiddin

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun