"Tenang," kataku dengan penuh percaya diri mengikuti gaya si pakar. "Kalau ga lari, anjing ga bakalan ngejar."
Gayaku memang kurang meyakinkan, sih. Tapi setelah menghasut dengan beberapa kalimat tambahan, akhirnya Ria mau juga mencoba melewati rumah itu. Dengan gerakan super hati-hati dan langkah tanpa suara seperti ninja, kami mulai menyeberangi garasi.
Ternyata... tepat saat kami sudah melewati garasi, anjing itu menggonggong. Reflek kami menoleh, dan hewan penjaga itu tengah menghampiri kami dengan langkah-langkah super cepat. Singkat cerita, kami pun lari sekencang mungkin sambil memadukan suara 'aaaaaaaaaaaa' di siang bolong. Untungnya anjing itu berhenti mengejar saat kami telah melewati depan gang.
Di tengah napas yang memburu dan panasnya siang hari, aku terpaksa harus mendengar ocehan Ria. Bukan cuma ocehannya saja, tapi aku juga sempat menyesal karena terlalu percaya pada si pakar.
Siang pun akhirnya berlalu dengan damai bila mengesampingkan aku dan Ria yang di kejar anjing. Tiba sore hari, aku sudah mulai berjalan pulang ke rumah. Saat tengah berjalan kaki di komplek perumahan rumahku, aku bertemu dengan seseorang yang seharusnya bertanggung jawab penuh atas dikejarnya diriku siang ini oleh anjing, ya, dia adalah si 'pakar'.
Dengan memburu seperti senapan mesin, aku langsung protes. "To, lu bohongin gue, ya? Lu bilang kalo ga lari, anjing ga bakalan ngejar. Tadi gw ketemu anjing, uda ga lari, tetep aja dikejar."
Eh, dia malah balik bertanya. "Hah? Lah waktu ngejar lu, tuh anjing lari kagak?"
Bagaikan mendengar petir di siang bolong. Suaranya cetar membahana. 'kalo ga lari, anjing ga bakalan ngejar' Ternyata memang tak ada yang salah dari kalimat itu. Semua anjing pasti akan lari bila mengejar.
***
Untuk melihat karya peserta yang lain dalam event ini, silakan mengunjungi akun Fiksiana Comunity
Silakan bergabung dengan grup FB Fiksiana Comunity