Mohon tunggu...
Liem Ann
Liem Ann Mohon Tunggu... karyawan swasta -

idem

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[My Diary] Hewan Penjaga

12 April 2016   15:18 Diperbarui: 12 April 2016   15:28 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Event My Diary Fiksiana"][/caption]

Dear Diary,

masih ingatkah kau bahwa aku sangat takut dikejar anjing? Dan dulu aku pernah diberi tips oleh temanku yang sekaligus tetangga, bahwa 'kalau ga lari, anjing ga bakalan ngejar'? Ya, yang mengucapkan itu memang bisa dibilang pakarnya hewan penjaga itu. Dia memelihara anjing sampai dua ekor, yang satu berwarna coklat dan satu lagi hitam besar, galak pula (entah betul-betul besar atau karena tubuhku yang masih kecil).

Pokoknya, hari ini aku mendapat kenangan dan sekaligus kesempatan untuk membuktikan kalimat itu. Ternyata dia memang benar. Sepulang sekolah tadi, Ria mengajakku bermain ke rumahnya. Sebenarnya aku cukup malas, tapi karena dia terus-menerus meminta disertai dengan hasutan-hasutan maut jadi akhirnya aku pun terlena dan menurutinya.

Setelah turun dari angkutan umum, kami pun harus berolah raga sedikit. Di bawah siraman sinar matahari siang, kami yang memakai seragam merah putih berjalan kaki di komplek perumahan. Sesekali tangan kami jail memetik bunga atau daun-daun di depan rumah yang penghuninya tidak terlihat, entah tengah pergi atau tidur. Lalu menganalisa bunga itu bagai peneliti handal hahaha....

Singkat cerita, olah raga siang itu memang cukup menyenangkan, sampai akhirnya kami menjumpai sebuah rumah yang pintu pagar garasinya terbuka lebar. Seorang laki-laki muda tengah mencuci mobilnya. Dan tidak jauh dari lelaki itu berkeliaranlah si hewan penjaga berkaki empat. Hewan itu terlihat tidak diikat, bebas lari ke mana saja.

Serentak aku dan Ria berhenti.

"Gede banget," kata Ria. "Mana gue takut anjing lagi."

"Ada jalan laen ga?" tanyaku.

"Ada tapi jauh trus harus muter. Gimana nih? Apa kita muter aja, ya?"

Yah, bila memang harus mengambil jalan memutar rasanya cukup malas juga. Siang ini memang cerah, jalan-jalan juga menyenangkan. Tapi kalau harus lama-lama kena sinar matahari bisa bikin badan kering kayak ikan asin, dong. Untungnya, aku yang mempunyai ingatan tajam ini, langsung teringat pada nasihat dari si pakar.

"Tenang," kataku dengan penuh percaya diri mengikuti gaya si pakar. "Kalau ga lari, anjing ga bakalan ngejar."

Gayaku memang kurang meyakinkan, sih. Tapi setelah menghasut dengan beberapa kalimat tambahan, akhirnya Ria mau juga mencoba melewati rumah itu. Dengan gerakan super hati-hati dan langkah tanpa suara seperti ninja, kami mulai menyeberangi garasi.

Ternyata... tepat saat kami sudah melewati garasi, anjing itu menggonggong. Reflek kami menoleh, dan hewan penjaga itu tengah menghampiri kami dengan langkah-langkah super cepat. Singkat cerita, kami pun lari sekencang mungkin sambil memadukan suara 'aaaaaaaaaaaa' di siang bolong. Untungnya anjing itu berhenti mengejar saat kami telah melewati depan gang.

Di tengah napas yang memburu dan panasnya siang hari, aku terpaksa harus mendengar ocehan Ria. Bukan cuma ocehannya saja, tapi aku juga sempat menyesal karena terlalu percaya pada si pakar.

Siang pun akhirnya berlalu dengan damai bila mengesampingkan aku dan Ria yang di kejar anjing. Tiba sore hari, aku sudah mulai berjalan pulang ke rumah. Saat tengah berjalan kaki di komplek perumahan rumahku, aku bertemu dengan seseorang yang seharusnya bertanggung jawab penuh atas dikejarnya diriku siang ini oleh anjing, ya, dia adalah si 'pakar'.

Dengan memburu seperti senapan mesin, aku langsung protes. "To, lu bohongin gue, ya? Lu bilang kalo ga lari, anjing ga bakalan ngejar. Tadi gw ketemu anjing, uda ga lari, tetep aja dikejar."

Eh, dia malah balik bertanya. "Hah? Lah waktu ngejar lu, tuh anjing lari kagak?"

Bagaikan mendengar petir di siang bolong. Suaranya cetar membahana. 'kalo ga lari, anjing ga bakalan ngejar' Ternyata memang tak ada yang salah dari kalimat itu. Semua anjing pasti akan lari bila mengejar.

***

Untuk melihat karya peserta yang lain dalam event ini, silakan mengunjungi akun Fiksiana Comunity

Silakan bergabung dengan grup FB Fiksiana Comunity

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun