Mohon tunggu...
Temmy Megananda
Temmy Megananda Mohon Tunggu... Administrasi - masyarakat milenial bandung

Manusia biasa yang suka JKT48

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Nauru, Si Kaya Yang Jatuh Miskin

18 Februari 2020   17:00 Diperbarui: 18 Februari 2020   18:37 553
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

TIDAK PANDAI MENGELOLA KEUANGAN

Selain dengan mudahnya masyarakat mendapatkan subsidi untuk berbagai hal, Nauru juga menerapkan kebijakan-kebijakan aneh yang justru bukan menambah pundi-pundi Negara, namun justru menghabiskan dana yang tidak sedikit. Parahnya lagi, kebijakan-kebijakan tersebut dilakukan saat kondisi keuangan Negara sedang krisis karena persediaan Fosfat negaranya yang kian tipis.

Salah satu yang menjadi perhatian publik di era 90an ialah ketika pemerintah Nauru membiayai sebuah pertunjukan music di London. Alih-alih  ingin mendapatkan pundi-pundi rejeki dari keuntungan teater tersebut, Pemerintah Nauru justru merugi senilai 7 juta Dollar AS. Tak hanya itu, kebijakan-kebijakan nyeleneh yang sangat tidak dipikirkan dengan matang membuat negeri kecil itu merugi. Di era 90an merupakan titik balik Nauru berubah status dari negeri kaya raya menjadi negeri yang miskin dan minim sumber daya.

Sector pariwisata yang biasanya menjadi andalan Negara-negara kepulauan justru seperti tak berarti bagi Nauru. Bahkan di tahun 2011, hanya sekitar 200 orang yang berkunjung ke Nauru. Tidak adanya fasilitas bagi wisatawan serta minimnya lapangan kerja di sector Pariwisata bagi warganya menjadikan Pariwisata yang seharusnya menjadi jalan keluar Nampak tak berarti di negeri ini.

KEBIJAKAN POLITIK DAN EKONOMI YANG KONTROVERSIAL

Bak pemeran antagonis dalam sinetron-sinetron di layar kaca, pemerintah Nauru Nampak menghalalkan segala cara untuk mendapatkan pundi-pundi uang bagi negaranya. Salah satunya menggunakan keanggotaannya di PBB serta kebijakan politik dengan mengakui Negara-negara tidak berdaulat di dunia seperti Abkhazia dan Transnistria. Tentunya pengakuan tersebut tidak gratis. Bahkan patut dicurigai, pengakuan Nauru terhadap kemerdekaan Papua Barat juga ada niatan tersendiri dibaliknya.

Cara lainnya dari Nauru untuk mendapatkan uang ialah dengan membiarkan bank dari Negara lain untuk membuka cabang di Nauru. Tentunya hanya di atas kertas. Bahasa sederhananya ialah Nauru mengizinkan Negara lain untuk melakukan Praktek cuci uang di negeri tersebut. Mirip seperti Panama dan Negara-negara di karibia yang melakukan hal serupa, namun Nauru sama sekali tak mau ikut campur dalam mengurusinyaa. Pemerintah Nauru hanya meminta imbalan dimuka serta sewa tahunan.

Bank Asing Di Nauru (loopnauru.com)
Bank Asing Di Nauru (loopnauru.com)

Bahkan di tahun 2000, Pemerintah Nauru  pernah mencoba untuk memeras Amerika Serikat saat terjadi kasus pencucian uang Bank Of New York sebesar 7 Juta Dollar AS. Amerika Serikat menekan Nauru untuk mengubah undang-undangnya tersebut namun secara tak terduga, Pemerintah Nauru justru meminta imbalan senilai 10 juta Dollar AS untuk hal itu. Akibatnya Nauru diberikan sanksi keras oleh bank-bank di Negara barat dengan sama sekali tidak melibatkan Nauru dalam setiap transaksi finansial.

NEGARA BONEKA AUSTRALIA

Sudah tidak mengejutkan apabila ada ungkapan bahwa Nauru merupakan Negara boneka Australia alias Negara yang dengan mudah dikendalikan Australia. Saat masih kaya raya, dapat dikatakan bahwa Australia lah tempat dimana Nauru menghabiskan sebagian besar pendapatannya dahulu. Kini Nauru menjadi satu dari sekian Negara yang dibayar oleh Australia untuk menerima pengungsi yang hendak masuk ke negeri Kangguru tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun