Mohon tunggu...
Temmy Megananda
Temmy Megananda Mohon Tunggu... Administrasi - masyarakat milenial bandung

Manusia biasa yang suka JKT48

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Nauru, Si Kaya Yang Jatuh Miskin

18 Februari 2020   17:00 Diperbarui: 18 Februari 2020   18:37 553
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nauru dari Udara. (AFP/Torsten Blackwood)

Peribahasa yang mengatakan kehidupan seperti roda yang berputar nampaknya benar adanya. Salah satunya adalah Negara Nauru. Sebuah Negara pulau kecil terisolasi di tengah Samudera Pasifik. Saat ini jarang ada yang mengenal negeri ini kecuali mereka yang cukup awas akan berita politik internasional dimana Nauru mendukung kemerdekaan Papua Barat dari Indonesia.

Nauru (researchgate.net
Nauru (researchgate.net

Sekilas mengenai Nauru. Seperti yang telah diungkapkan sebelumnya, Nauru berada 3000km sebelah Timur Laut Australia. Nauru merupakan salah satu Negara terkecil di dunia. Luasnya hanya sekitar 20km. Kita bisa mengelilingi Negara ini sambil berlari di pagi hari.  Saking kecilnya, negeri ini bahkan bisa dibilang tidak memiliki ibukota, karena pusat pemerintahan secara administrative berada di sebuah desa bernama Yaren. Di Yaren juga terdapat satu-satunya bandara yang dimiliki Negara ini.

Namun meski kecil, negeri ini memiliki masa lalu yang kelam. Nauru pernah dinobatkan menjadi Negara terkaya pada tahun 1980an dan saat ini menjadi salah satu dari Negara termiskin di dunia. Mengapa demikian? Berikut beberapa ulasannya.

SERAKAH TERHADAP HASIL ALAM

Ada pepatah mengatakan Boros Pangkal Miskin mungkin menjadi kenyataan dalam kasus Negara ini. Di tahun 1980an, Nauru memperoleh penghasilan yang sangat besar dari penjualan Fosfat. Nauru memiliki batuan Fosfat dengan kualitas yang sangat baik. Nauru bahkan sempat mencatatkan penjualan sebesar 2.5 miliar Dollar AS. Nilai yang cukup fantastis pada saat itu. Berpuluh-puluh tahun berlalu hingga di tahun 2000an, Nauru kehabisan cadangan fosfat.

Keserakahan pemerintahnya dengan menghabiskan seluruh sumber daya negerinya dengan tanpa mempertimbangkan matang-matang menjadikan Nauru kini jatuh miskin. Lantas kemana saja pendapatan Nauru selama ini dihabiskan?

Di era 80 hingga 90an, negeri yang aman dan makmur ini menerapkan kebijakan tanpa pajak bagi seluruh penduduk, menjadikan pendapatan negeri ini hanya berasal dari tambang fosfat. Selain itu, pemerintah memberikat beasiswa besar-besaran untuk warganya yang hendak mengambil pendidikan tinggi di Australia ketimbang memperkokoh dunia pendidikan di negaranya.

Bahkan untuk urusan-urusan sepele seperti kesehatan gigi dan rekreasi, pemerintah memberikan dana talangan bagi warganya untuk pergi ke Australia. Pemerintah juga memberikan subsidi besar-besaran bagi warganya yang akan membeli properti di Nauru. Dengan berbagai fasilitas yang diberikan menjadikan warganya malas dan menjadi sangat konsumtif. Bahkan Nauru pernah tercatat sebagai Negara dengan penduduk obesitas tertinggi di dunia.

Salah satu efek dari keserakahan Nauru ialah secara tidak langsung, pertambangan menjadikan Nauru menderita kekeringan yang cukup parah. Hal ini dikarenakan kondisi yang gersang di permukaan membuat awan terusir dan curah hujan menjadi kecil. Nauru pun terancam tenggelam karena titik tertinggi di Nauru hanya setinggi 71m yang merupakan sebuah batu karang.      

TIDAK PANDAI MENGELOLA KEUANGAN

Selain dengan mudahnya masyarakat mendapatkan subsidi untuk berbagai hal, Nauru juga menerapkan kebijakan-kebijakan aneh yang justru bukan menambah pundi-pundi Negara, namun justru menghabiskan dana yang tidak sedikit. Parahnya lagi, kebijakan-kebijakan tersebut dilakukan saat kondisi keuangan Negara sedang krisis karena persediaan Fosfat negaranya yang kian tipis.

Salah satu yang menjadi perhatian publik di era 90an ialah ketika pemerintah Nauru membiayai sebuah pertunjukan music di London. Alih-alih  ingin mendapatkan pundi-pundi rejeki dari keuntungan teater tersebut, Pemerintah Nauru justru merugi senilai 7 juta Dollar AS. Tak hanya itu, kebijakan-kebijakan nyeleneh yang sangat tidak dipikirkan dengan matang membuat negeri kecil itu merugi. Di era 90an merupakan titik balik Nauru berubah status dari negeri kaya raya menjadi negeri yang miskin dan minim sumber daya.

Sector pariwisata yang biasanya menjadi andalan Negara-negara kepulauan justru seperti tak berarti bagi Nauru. Bahkan di tahun 2011, hanya sekitar 200 orang yang berkunjung ke Nauru. Tidak adanya fasilitas bagi wisatawan serta minimnya lapangan kerja di sector Pariwisata bagi warganya menjadikan Pariwisata yang seharusnya menjadi jalan keluar Nampak tak berarti di negeri ini.

KEBIJAKAN POLITIK DAN EKONOMI YANG KONTROVERSIAL

Bak pemeran antagonis dalam sinetron-sinetron di layar kaca, pemerintah Nauru Nampak menghalalkan segala cara untuk mendapatkan pundi-pundi uang bagi negaranya. Salah satunya menggunakan keanggotaannya di PBB serta kebijakan politik dengan mengakui Negara-negara tidak berdaulat di dunia seperti Abkhazia dan Transnistria. Tentunya pengakuan tersebut tidak gratis. Bahkan patut dicurigai, pengakuan Nauru terhadap kemerdekaan Papua Barat juga ada niatan tersendiri dibaliknya.

Cara lainnya dari Nauru untuk mendapatkan uang ialah dengan membiarkan bank dari Negara lain untuk membuka cabang di Nauru. Tentunya hanya di atas kertas. Bahasa sederhananya ialah Nauru mengizinkan Negara lain untuk melakukan Praktek cuci uang di negeri tersebut. Mirip seperti Panama dan Negara-negara di karibia yang melakukan hal serupa, namun Nauru sama sekali tak mau ikut campur dalam mengurusinyaa. Pemerintah Nauru hanya meminta imbalan dimuka serta sewa tahunan.

Bank Asing Di Nauru (loopnauru.com)
Bank Asing Di Nauru (loopnauru.com)

Bahkan di tahun 2000, Pemerintah Nauru  pernah mencoba untuk memeras Amerika Serikat saat terjadi kasus pencucian uang Bank Of New York sebesar 7 Juta Dollar AS. Amerika Serikat menekan Nauru untuk mengubah undang-undangnya tersebut namun secara tak terduga, Pemerintah Nauru justru meminta imbalan senilai 10 juta Dollar AS untuk hal itu. Akibatnya Nauru diberikan sanksi keras oleh bank-bank di Negara barat dengan sama sekali tidak melibatkan Nauru dalam setiap transaksi finansial.

NEGARA BONEKA AUSTRALIA

Sudah tidak mengejutkan apabila ada ungkapan bahwa Nauru merupakan Negara boneka Australia alias Negara yang dengan mudah dikendalikan Australia. Saat masih kaya raya, dapat dikatakan bahwa Australia lah tempat dimana Nauru menghabiskan sebagian besar pendapatannya dahulu. Kini Nauru menjadi satu dari sekian Negara yang dibayar oleh Australia untuk menerima pengungsi yang hendak masuk ke negeri Kangguru tersebut.

Pengungsi yang ditampung di Nauru.(Rick Rycroft/AP)
Pengungsi yang ditampung di Nauru.(Rick Rycroft/AP)

Bukan rahasia lagi bahwa puluhan ribu orang ingin memasuki wilayah Australia guna mendapatkan kehidupan yang lebih layak. Para pengungsi tersebut sebagian besar berasal dari Negara-negara  Timur tengah yang sedang dilanda konflik.

Dalam hal ini, pemerintah Australia membayar Nauru dan Papua Nugini untuk menerima dan menampung para pengungsi tersebut.

Itu tadi sebagian dari fakta-fakta menarik mengenai Negara Republik Nauru. Ada banyak sekali pelajaran yang bisa kita tarik kesimpulan dari hal tersebut seperti pentingnya bersikap hemat dan tidak serakah dalam menikmati segala sesuatu yang dimiliki. Saat ini kondisi negeri kita jauh dari seperti yang Nauru alami, namun bukan tidak mungkin, keserakahan serta ketamakan yang tidak bisa dihentikan akan membuat nasib kita mungkin akan lebih buruk. (Temmy/18-02-2020)

Sumber : IDNtimes

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun