Mohon tunggu...
temali asih
temali asih Mohon Tunggu... Guru -

berbagi dan mengasihi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Jurkam (2)

29 September 2018   10:20 Diperbarui: 30 September 2018   11:44 476
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bardi akan melaksanakan seluruh rencana sesuai yang diperintahkan, sampai detail arah jalan arak-arakan pawai, bila Jamrowi menang. Termasuk menyediakan becak yang akan ditumpangi beliau sesuai dengan citra dirinya mempedulikan penduduk miskin, termasuk profesi penarik becak.

"Sempurna!" desis Bardi sambil memperlihatkan senyum sinisnya pada Ceu Eti.

"Aku berharap campur tangan Tuhanku, Allah. Yang Maha Sempurna." Timpal Ceu Eti sambil berbisik.

 Ceu Eti bergegas meninggalkan ruang tamu setelah menaruh sejumlah uang di meja kayu berbentuk oval di sampingnya.

__o0o__

Warung Kopi Bi Tuti ramai di kunjungi simpatisan dan para kader Partai DIB. Beberapa langganannya para pemuda yang berpikir idealis, tak pernah menampakkan batang hidungnya lagi. Mereka berlima kecewa, Ceu Eti pujaan sekaligus guru spiritual mereka ternyata hanya pandai bersilat lidah tanpa bisa mempertanggungjawabkan perkataannya selama ini. Idris, Dodi, Eki, Arbi, dan Tirta menyesal telah mendengarkan ceramah Ceu Eti tentang kemajuan pendidikan, kemajuan ekonomi dan kebangkitan pemuda dalam menjunjung tinggi agamanya. Bullshit! Omong kosong kaleng rombeng, semua cercaan keluar dari mulut mereka.

Jamrowi menang telak, tujuh puluh sembilan persen suara diperoleh tanpa kesulitan berarti. Semua berkat Ceu Eti dan Bardi. Ia sangat bahagia, apalagi isterinya yang sangat ingin disebut Bu Kades. Menjadi kades sebenarnya cita-cita isterinya. Ia hanya mengikuti kemauan isterinya tanpa syarat. Jamrowi sangat takut bila isterinya minta cerai jika tak memenuhi permintaannya. Ia bersikap sangat lembut dan patuh pada Kalina, isterinya. Selain cantik juga sebagai hartawati yang memodalinya menjadi  Kades Caringin Opat.

Disisi lain Jamrowi merasa senang bisa menjadi Kades yang berkuasa terhadap bawahannya. Ia dengan mudah melampiaskan kekesalannya pada para centengnya. Senyum bahagia menghiasi wajah Jamrowi yang nampak tirus dan berkumis tipis. Tubuhnya yang jangkung tipis memang terkesan kurang berwibawa. Makanya dirinya memelihara kumis agar tampak sedikit sangar.

Jamrowi menandatangani surat hibah tanah dan gedung kesenian sebagai bonus untuk Ceu Eti dan menyerahkan kunci mobil, BPKB Dan STNK pada Bardi. Sesuai perjanjian atas persetujuan Kalina.

Pawai berlangsung meriah, penduduk Desa Caringin Opat tumplek mengikuti iring-iringan puluhan delman dan becak yang dihiasi berbagai macam bunga. Semuanya tampak  bahagia, kecuali lima pemuda penuh idealisme. Tirta bahkan meludahi jalan yang akan dilalui kades terpilih. Kades petahana kalah telak, hanya mendapat sepuluh persen suara, sisanya memilih Pak Guru Kamal. Unggul satu persen suara, dari Kades Jurman.

Jalan yang dilalui tidak begitu mulus banyak bebatuan dan tanah yang licin akibat hujan semalam. Tiba-tiba saja becak yang ditumpangi Kades terpilih, Jamrowi, tergelincir dan terbalik. Ia tersungkur, bagian belakang punggungnya tertimpa becak yang ditumpanginya sampai terdengar bunyi tulang patah. Jamrowi pun pingsan seketika. Semua berteriak dan iring-iringan pawai menjadi kacau.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun