Ini ialah bentuk mula dari pembalut. Sabuk yang lentur dilengkapi dengan bantalan mengandung kapas. Sabuk dipakai saat menstruasi dengan teknik mengikatkannya ke pinggang dan bantalan terletak tepat di vagina. Sabuk ini dikembangkan pada 1800-an dan masih dipakai hingga 1970-an.
6. Perban
Perban ialah hasil karya semua perawat di masa Perang Dunia I. Di Prancis, semua perawat memakai perban guna mengobati semua serdadu yang terluka. Karena sifatnya menyerap darah, semua perawat tersebut kemudian beranggapan kenapa tidak memakai perban ketika menstruasi?
7. Kain perca
Kita barangkali sedih ketika mengetahui kenyataan nenek dulu memakai* baju-baju bekas sebagai pembalut. Baju bekas, khususnya yang berbahan katun, dipotong kecil-kecil, kemudian dimasukkan ke celana dalam. Bila telah basah, bahan tersebut dibersihkan lagi dan dipakai kembali. Meski tidak nyaman, baju bekas ialah pilihan yang lebih baik dibanding pasir dan rumput.
8. Bulu domba
Wanita Romawi memakai gulungan bulu domba, dan sudah tentu sangat berat ketika basah.
9. Serbuk kayu
Percaya atau tidak, namun kayulah yang dipakai wanita Yunani ketika menstruasi. Mereka mengikat potongan-potongan kecil kayu dengan kain tiras dan memasukkannya ke dalam celana. Kayu tak menyerap darah, namun kain tiras menyerap.
10. Bulu binatang
Kaum wanita yang hidup di wilayah dingin paling bergantung pada bulu hewan saat datang bulan. Di tempat-tempat dengan daratan tertutup es, paling sulit menggali rumput atau pasir, sampai-sampai bulu hewan menjadi opsi terbaik.