agar engkau tak cepat berlalu.
Pelan ayunan langkahmu..dan sempat aku memanggilmu.
Kau sama sekali tak menoleh.
Apa karena teriakanku tertahan oleh sang waktu?
Apa karena suaraku tertahan oleh mulut yang membisu?
Aku, pada akhirnya..ya pada akhirnya membiarkanmu berlalu.
Biar langit yang menjagamu dan menjagaku.
Maka, jikalau malamku sesunyi malammu,
aku kumpulkan kata-kata serampangan yang berlalu-lalang.
Ku sulam menjadi indah layaknya puisi rindu.
Engkau, yang mungkin sedang membuka lembaran demi lembar buku bacaanmu,
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!