Mohon tunggu...
Tekad Su
Tekad Su Mohon Tunggu... Wiraswasta - PNS biasa

Membaca, mendengar, melihat, merasa lalu menulis.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Deru Rindu

25 Oktober 2014   01:07 Diperbarui: 17 Juni 2015   19:50 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

agar engkau tak cepat berlalu.

Pelan ayunan langkahmu..dan sempat aku memanggilmu.

Kau sama sekali tak menoleh.

Apa karena teriakanku tertahan oleh sang waktu?

Apa karena suaraku tertahan oleh mulut yang membisu?

Aku, pada akhirnya..ya pada akhirnya membiarkanmu berlalu.

Biar langit yang menjagamu dan menjagaku.

Maka, jikalau malamku sesunyi malammu,

aku kumpulkan kata-kata serampangan yang berlalu-lalang.

Ku sulam menjadi indah layaknya puisi rindu.

Engkau, yang mungkin sedang membuka lembaran demi lembar buku bacaanmu,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun