Mohon tunggu...
T Raja Muda Al Qausar
T Raja Muda Al Qausar Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ekonomi Syariah, Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kebangkitan Kebijakan Politik Ekonomi Merkantilisme

29 April 2024   16:57 Diperbarui: 29 April 2024   17:12 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Politik dan ekonomi adalah entitas yang tidak bisa terpisahkan, satu sama lain saling mempengaruhi. Menurut Aristoteles, ekonomi merupakan bagian dari pada politik. Dengan berkembangan nya zaman kepada zaman modern di tandai dengan revolusi prancis yang bergeser nya kepemimpinan dari raja atau para filsuf ke para pedagang, maka muncul lah muncul kaum yang berkuasa pada saat itu yaitu merkantilsime, merupakan para saudagar kaya raya. menurut kaum merkantilisme sebuah negara akan berada di angka kemakmuran ketika surplus ekspor dari pada impor, semakin tinggi surplus ekspor maka semakin tinggi kemakmuran negara tersebut.

Dalam kajian teoritis, kaum merkantilisme lah yang pertama melibat negara dalam urusan perkeonomian, ikut campur tangan negara dalam perekonomian ini bertujuan untuk meingkatkan surplus negara mereka untuk ekspor. Karena saat itu peran negara seperti memberikan pemberdayaan kepada Perusahaan yang masih bayi, mengenakan pajak impor, atau memonopoli perdagangan. Kaum merkantilisme juga contoh model pertama Dimana ekonomi berfungsi sebagai pelayan politik atau sebagai refleksi hubungan kekuasaan. Campur tangan pemerintah pada masa merkantlisme ini membuat Sebagian para penguasa menggunakan hak nya untuk menikmati kekayaan yang lebih, sehingga rakyat yang lain nya atau rakayt biasa tidak terperhatikan oleh pemerintah.

Merkantilisme, sebuah doktrin ekonomi kuno yang muncul pada abad ke-16 hingga ke-18, telah mengalami kebangkitan baru-baru ini di tengah dinamika politik ekonomi global yang berubah. Prinsip-prinsip merkantilisme menekankan kebutuhan untuk meningkatkan kekayaan nasional dengan mengutamakan ekspor daripada impor, serta melalui penggunaan berbagai instrumen proteksionis. 

Beberapa negara, termasuk beberapa yang secara historis menganut paham liberalisme ekonomi, kini mulai melangkah menuju pendekatan merkantilis dalam kebijakan ekonomi mereka. Berikut adalah beberapa contoh perubahan kebijakan yang mencerminkan pengaruh merkantilisme: 

1. Tarif Impor Tinggi

Sejumlah negara telah menerapkan tarif impor yang lebih tinggi untuk melindungi industri dalam negeri dari persaingan asing. Ini mencakup negara-negara dengan industri manufaktur yang rentan, yang berusaha untuk mempertahankan lapangan kerja dan keunggulan kompetitif mereka.

2. Subsidi Industri Dalam Negeri

Pemerintah memberikan subsidi kepada industri dalam negeri untuk membantu mereka bersaing dengan produk impor yang lebih murah. Subsidi ini dapat berupa insentif fiskal, bantuan keuangan langsung, atau dukungan infrastruktur.

3. Pembatasan Investasi Asing

Beberapa negara telah mengambil langkah-langkah untuk membatasi investasi asing dalam sektor-sektor kunci ekonomi, dengan alasan melindungi kepentingan nasional dan mempertahankan kendali atas sumber daya strategis.

4. Pembentukan Blok Perdagangan Regional

Negara-negara tertentu membentuk blok perdagangan regional yang bertujuan untuk memperkuat pertumbuhan ekonomi dalam negeri dan meningkatkan kekuatan tawar negosiasi mereka di pasar global.

5. Retorika Nasionalis dalam Politik Ekonomi

Penggunaan retorika nasionalis oleh para pemimpin politik untuk memperkuat dukungan domestik dan menegaskan kedaulatan ekonomi telah menjadi semakin umum.

Meskipun pendekatan merkantilis ini dapat memberikan manfaat jangka pendek bagi beberapa negara, banyak ahli ekonomi memperingatkan bahwa pandangan proteksionis ini dapat mengarah pada perang tarif, penurunan perdagangan internasional, dan gangguan pada rantai pasok global, yang pada akhirnya dapat merugikan semua pihak.

Dalam era ketidakpastian politik dan ekonomi global saat ini, perdebatan tentang efektivitas dan dampak jangka panjang dari pendekatan merkantilis akan terus berlanjut. Sementara beberapa negara mungkin melihat kebijakan ini sebagai cara untuk memperkuat kedaulatan ekonomi mereka, tantangan nyata mungkin muncul ketika menghadapi kompleksitas ekonomi global yang semakin terintegrasi.

Source: Ekonomi Politik-Drs. Deliarnov, M.Sc.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun