Tantangan Pancasila di era globalisasi lainnya adalah meluasnya pandangan tentang hukum modern. Hal ini menyebabkan masyarakat mulai melirik sistem hukum modern sebagai salah satu landasan pembuat keputusan. Sistem hukum modern yang dimaksud termasuk sistem hukum bangsa Barat yang erat kaitannya dengan kebebasan individu. Di satu sisi, hal ini bisa membuka banyak potensi di berbagai bidang, termasuk ekonomi dan teknologi. Namun, pada banyak kasus sistem hukum modern cenderung mendukung fundamental pasar dan individualisme. Jika terus menerus dirujuk sebagai landasan, maka sistem hukum modern bisa-bisa menggeser sistem hukum kerakyatan yang ada di Indonesia. Jika terus menerus dibiarkan, maka kesenjangan ekonomi dan sosial dapat semakin tinggi.
 3. Maraknya radikalisme dan ekstremisÂ
Masifnya pertukaran informasi selama era globalisasi ikut menjembatani penyebaran ideologi radikal dan ekstremis. Seperti yang diketahui, radikalisme, dan ekstremisme adalah dua hal yang bertentangan dengan Pancasila. Keduanya membuat individu atau kelompok menjadi condong terhadap paham tertentu sehingga memaksa orang lain untuk setuju dengan mereka. Ini tentu bertentagan dengan sila kedua tentang kemanusiaaan dan sila ketiga tentang keadilan sosial.
4. Maraknya intoleransi
 Intoleransi adalah sikap yang tidak memiliki tenggang rasa atau toleransi. Dikutip dari situs web resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, intoleransi dapat muncul sebagai diskriminasi, seksisme, dan rasisme. Intoleransi dapat dipicu oleh ketidaksiapan masyarakat dalam menerima perubahan atau perbedaan. Pada era globalisasi, berbagai informasi tentang budaya, ideologi, nilai-nilai, dan agama, dapat terekspos ke seluruh dunia. Sayangnya, tidak semua orang bisa menerima perbedaan tersebut. Akibatnya, orang yang intoleran cenderung melakukan tindakan diskriminatif terhadap perbedaan baik secara sadar maupun tidak. Perilaku diskriminatif sendiri bertentangan dengan sila kedua Pancasila terkait kemanusiaan yang adil dan beradab.
5. Mengabaikan Pancasila sebagai objek ilmu pengetahuanÂ
Pancasila adalah ideologi yang mempersatukan seluruh bangsa Indonesia. Pancasila tentunya bisa dijadikan sebagai objek ilmu pengetahuan di dunia pendidikan Indonesia. Sayangnya, di era globalisasi ada banyak objek ilmu pengetahuan lain yang dinilai lebih penting untuk dipelajari dari pada Pancasila. Akibatnya, banyak institusi pendidikan yang cenderung mengabaikan Pancasila sebagai objek ilmu pengetahuan. Padahal, nilai-nilai Pancasila penting untuk dipelajari sebagai pedoman menjadi bangsa Indonesia yang baik. Jika hal ini terus terjadi, nilai-nilai Pancasila akan semakin terkikis di kalangan para pelajar.
Konflik sosial Konflik sosial di era globalisasi juga menjadi tantangan berat bagi Pancasila. Konflik tersebut bisa terjadi karena banyak hal seperti protes masyarakat terkait kebijakan, ketidakadilan dari pemerintah terhadap rakyatnya, dan lain sebagainya. Konflik tersebut semakin banyak terjadi, apalagi berkaitan dengan hajat hidup masyarakat kecil. Pancasila ditantang menyelesaikan masalah tersebut, khususnya yang berkaitan dengan persatuan dan keadilan. Terlebih, dalam sila ke-2 disebutkan, "Kemanusiaan yang adil dan beradab."
 6. Ujaran kebencianÂ
Di era globalisasi yang sarat akan perkembangan teknologi, ujaran kebencian marak ditemukan, terutama di media sosial seperti tiktok,instagram ,facebook dll. Kebebasan berpendapat, yang seharusnya mengarah ke debat logis, berubah menjadi lontaran ejekan yang berdasarkan subjektivitas. Ujaran kebencian tersebut berisiko menimbulkan perpecahan antarmasyarakat. Itu menjadi tantangan berat bagi Pancasila untuk tetap bersatu, selaras dengan sila ke-3, "Persatuan Indonesia."
CARA MENJAGA PERANAN DAN KEBERADAAN PANCASILA DI ERA GLOBALISASI
Berikut beberapa cara menghadapi tantangan Pancasila di era globalisasi yang bisa dilakukan bersama:
- Menanamkan nilai-nilai Pancasila di setiap aspek pendidikan di berbagai jenjang.
- Â Menetapkan regulasi yang mendukung nilai Pancasila, misalnya kebijakan menghapus monopoli pasar.
- Mempromosikan sikap cinta tanah air dan bangsa dengan menunjukkan kekayaan dalam negeri, baik dari budaya, teknologi, dan sumber daya alam.
- Mengidentifikasi kebenaran informasi sebelum mempercayai atau menyebarkannya.
- Â Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam mengambil keputusan dan menjunjung tinggi demokrasi.
- Berinvestasi di sektor pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan lingkungan untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas dan mampu bersaing di era globalisasi.
- Mengutamakan keberlanjutan lingkungan dan memastikan kegiatan ekonomi tidak merusak lingkungan.
- Menyusun regulasi yang adil dan tidak menyengsarakan rakyat, sesuai sila ke-5, "Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia." Membekali anak-anak dengan nilai-nilai Pancasila sehingga bisa menjadikannya bekal di era globalisasi.
- Mengamalkan Pancasila didalam kehidupan sehari hari
- Menjaga kelestarian budaya Indonesia dengan memasukkan kurikulum kebudayaan daerah di setiap regional atau provinsi,dan lebih banyak lagi parade budaya atau kebudayaan yg ditampilkan di acara acara tv agar Masyarakat Indonesia tidak melupakan keberagaman budaya asli warisan leluhur Nusantara Indonesia & agar budaya kita tidak hilang tergerus globalisasi.