Indonesia kaya akan budaya. Terlebih seperti yang kita tahu bahwa negara kita tercinta ini terdiri dari beraneka ragam suku, tabiat, dan perilaku masyarakatnya. Nah penulis adalah putra kelahiran Solo yang sudah lama tinggal di Brebes. Namun ketika penulis kecil sering dititipkan oleh orang tua penulis ke Wonogiri di rumah nenek.Â
Apa yang dilakukan oleh seseorang dalam kesehariannya sehingga menimbulkan kebiasaan adalah termasuk budaya. Dari mulai makan, cara berpakaian, berkomunikasi, dan lain sebagainya adalah budaya yang memiliki keragaman dari setiap wilayah.
Nah ketika penulis tinggal di Wonogiri sering sekali dibuatkan masakan oleh nenek yaitu tempe Bosok. Wah ini adalah makanan khas yang hanya bisa dirasakan oleh orang wetan saja. Bahkan makanan ini mempunyai banyak sekali penggemarnya.Â
Tempe sendiri sebenarnya adalah makanan yang sangat populer. Kaya akan gizi, protein, dan beberapa kandungan di dalamnya yang dibutuhkan oleh tubuh. Harganya pun murah dan terjangkau oleh semua kalangan.
Cita rasa yang unik itu ditimbulkan dari aroma tempe yang dibiarkan dua atau tiga hari semenjak masak. Orang Jawa menyebutnya semengit. Belum begitu busuk banget tetapi sudah mulai menimbulkan aroma yang agak busuk.Â
Aroma yang semengit itulah yang menimbulkan cita rasa unik yang selalu dikenang oleh lidah kita. Apalagi jika tinggal di perantauan seperti penulis ini. Kadang rasa rindu pada sayur tempe Bosok ini tidak tertahankan.
Bagaimana tidak? Di Brebes ini penulis kesulitan untuk mendapatkan tempe yang bisa dijadikan tempe Bosok. Kenapa? Karena tidak semua tempe di Brebes ini bisa dibuat Bosok. Beberapa kali penulis pergi ke pasar untuk membeli tempe dan sengaja disimpan tiga sampai empat hari biar busuk. Tapi yang didapat adalah tempe tersebut malah mengering mengecil dan mengeras seperti kayu. Tidak bisa Bosok.
Pernah penulis mendapatkan tempe yang berhasil dibosokkan namun di buang oleh istri yang asli Brebes. Katanya tempe busuk kok dimakan, ya dibuang. Hancurlah hati penulis karena ternyata tempenya sudah dibuang di tempat sampah. Memang orang Brebes tidak mengenal sayur tempe Bosok. Namun sesungguhnya bagi orang kelahiran timur makanan ini juga merupakan obat penawar rindu untuk kampung halamannya. Sebagaiman orang di perantauan pada umumnya.Â
Beberapa kali penulis mendapatkan banyak orang Brebes dan daerah lainnya menyukai masakan sayur tempe Bosok ini. Selain rasanya yang khas juga mudah diterima oleh siapa saja.