Mohon tunggu...
teguh wiyono
teguh wiyono Mohon Tunggu... Guru - guru SMAN 1 Losari dan hypnotherapist

Guru SMA lulusan Bahasa dan Sastra Jawa UNS sebelas maret surakarta. Mendapat gelar dari Kraton Surakarta Bupati Anom Raden Tumenggung Wiyono Hadipuro.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

"Nafsu" dalam Perspektif Budaya Jawa

11 April 2020   14:32 Diperbarui: 14 Juni 2021   05:20 40907
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dok.wallpapersafari.com

Penulis ingat ketika masih kecil dahulu, suka sekali makan sampai betul-betul kenyang. Ketika itu kakek memberi nasihat bahwa kendalikanlah nafsumu itu tidaklah baik, apalagi nafsu aluamah. Saya pun bertanya pada kakek, dan kakek pun memberi penjelasan sangat jelas. Nafsu yang melingkupi hati manusia itu ada empat yaitu: amarah, aluamah, supiyah, dan muthmainah.

Manusia sesungguhnya adalah makhluk yang sempurna. Lebih sempurna dibanding makhluk yang lain. Namun manusia dalam dirinya diberi nafsu oleh Allah.  Terbentuknya badan manusia itu tidak lepas dari 4 unsur, yaitu: api / geni, bumi / lemah, angin / bayu, dan air atau banyu. Namun juga didalamnya Allah menyematkan 4 macam nafsu. Sejauh mana manusia dapat mengendalikannya sehingga selaras dengan kesatuan dalam dirinya, hati dan pikirannya. Selaras juga dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Agama, petunjuk Allah yang tertuang pada Al Quran. Beginilah nafsu itu :

Amarah

Nafsu yang ada dalam diri manusia, warna dasarnya adalah merah menggambarkan gelora nafsu yang membakar dadanya. Nafsu amarah letaknya di dada atau di paru-paru. Bila amarah sudah sampi puncak maka menyebabkan hilang kendali dirinya, sembrono, dan marah-marah. Namun bila nafsu ini mengecil maka disebut pengecut. Manusia jadi dikuasainya seutuhnya. Segala tindakannya akan memunculkan sikap sewenang-wenang, dan bahkan perilaku yang sangat kejam.

Baca juga: Mengelola Hawa Nafsu, Dasar Manajemen Keuangan Personal

Aluamah

Aluamah adalah nafsu dasar yang dimiliki manusa. Letaknya di perut. Sebagai makhluk hidup manusia memiliki hasrat untuk memuaskan kebutuhan makan dan minumnya. Namun kebutuhan dasar tersebut andaikata dituruti secara berlebihan itu tidaklah baik, justru akan memberi dampak buruk bagi manusia. 

Sebagai contoh seseorang yang nafsu makannya tidak terkendali. Apapun dia makan, bahkan sampai harus ngantri di tempat yang cukup jauh dan mahal. Dimana pun ada makanan enak dia tahu, seakan mempunyai radar. Tapi nafsu makan yang tidak terkendali itu menyebabkan masalah bagi kesehatannya seperti kolesterol, dan lain sebagainya.

Hasrat nafsu makan memang sungguh luar biasa, mengalahkan segala kepentingan yang lebih hakiki. 

Baca juga: Pembagian Nafsu Manusia dalam Al-Qur'an

Supiyah

Nafsu ini letaknya di hati fuad. Nafsu agar dirinya disanjung, dihargai, dimuliakan oleh orang lain. Nafsu ini mengakibatkan orang menjadi sombong, tamak, dan angkuh. Dia merasa lebih mulia dan lebih kaya dari orang lain. Apapun tindakan yang dilakukannya umumnya hanyalah membangun opini publik dan pencitraan dirinya. Semua yang diberikan pada orang lain memiliki pamrih. Orang seperti ini gila terhadap dunia dan sanjungan. Dia ingin dipandang lebih dari pada orang lain. Nafsu ini pun bisa mengakibatkan perbuatan jahat kepada orang lain, jika tidak bisa mengendalikannya. 

Muthmainah

Muthmainah adalah nafsu yang mengarah pada kebaikan. Rasa kesadaran yang ada dalam diri manusia mengarahkan dirinya untuk selalu bersujud dan mendekatkan diri pada Illahi. Secara manusiawi dia sadar bahwa dirinya hanyalah makhluk lemah yang tidak ada kekuatan lain selain Allah. Manusia menjadi patuh terhadap nilai-nilai yang ditekankan dalam agama. Sehingga akan mendekatkan diri sebaik mungkin pada Illahi. Dari sini manusia akan selalu ingin berbuat baik. Menolong terhadap sesamanya, munculnya rasa simpati maupun empati.

Baca juga: Sudah Tahu Toxic tapi Tak Bisa Melepas? Hati-hati Sedang Terperangkap dalam Hawa Nafsu

Pancer adalah diri.

Pancer dalam hal ini adalah saya beserta badan wadag saya. Saya mempunyai peranan penting sekali untuk mengendalikan nafsu-nafsu tadi. Bagaimana kita berbuat adil terhadap nafsu yang bergejolak,dan bagaimana pula kita mengendalikan agar semua menjadi selaras atau seimbang. Sebab jika kita tidak bisa adil dalam mengendalikan nafsu tadi maka akan berakibat buruk pada kesinambungan fisik dan psikis kita. Muncullah sebuah penyakit karenanya.

Nafsu menurut Ibnu Sina

Sedangkan pendapat dari Ibnu sina menyebutkan bahwa nafsu itu ada tiga yaitu nafsu amarah, nafsu syahwat, nafsu pengetahuan. Nafsu amarah sudah dijelaskan di atas. Nafsu sahwat letaknya ada di perut bagian bawah. Apabila nafsu ini meledak-ledak dan manusia tidak bisa mengendalikannya maka akan menjadi petaka, akan melakukan tindakan hina dan tidak terpuji pada wanita. Tapi jika nafsu ini kecil maka manusia itu menjadi loyo.

Nafsu pengetahuan letaknya di kepala. Jika nafsu ini kurang maka akan menjadi jumud atau bisa juga bodoh. Tapi jika berlebihan maka akan menjadi licik. Yang paling ideal adalah manusia bisa cukup, tidak kurang dan tidak lebih maka akan disebut cerdas. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun