Mohon tunggu...
Teguh Syahrudin
Teguh Syahrudin Mohon Tunggu... Guru - Guru

Mencoba dan mencoba untuk lebih baik dari hari kemarin

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Aksi Nyata Modul 1.4. _Program Guru Penggerak

6 Agustus 2023   20:36 Diperbarui: 6 Agustus 2023   20:40 281
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

           Sebagai manusia seharusnya kita menyadari untuk apa kita di ciptakan oleh sang khalik Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa, yaitu untuk beribadah. Bukan sekedar ibadah ritual yang biasa kita lakukan sehari-hari, berbuat baik pun merupakan ibadah yang memiliki nilai baik di sisiNya. Kebaikan yang kita lakukan untuk kepentingan orang banyak juga memiliki nilai istimewa di sisi Tuhan Yang Maha Esa. Rarena Rasullullah SAW pernah bersabda bahwa sebaik-baiknya manusia adalah yang memberi manfaat bagi manusia lainnya. Kita sudah di takdirkan dan di kodratkan menjadi Guru, kata mendidik, mengajar, melatih, membimbing, merupakan kata yang sering kita hafalkan.

Namun terkadang kita belum memahami secara mendalam tentang hakikat dari kata mendidik dan pendidikan sebagai guru. Mengantar dan menuntun manusia agar dapat hidup di kehidupannya merupakan tugas yang tidak ringan, dengan latar belakang kehidupan baik lingkungan masyarakat dan keluarga yang berbeda-beda, dengan kodrat yang berbeda-beda pula, kita dituntut untuk dapat meracik dan menuntun murid agar mereka dapat hidup di lingkungannya dengan selamat dan bahagia.

Sebagai penuntun dan pengantar tentulah mengetahui cara dan jalan yang akan di lalui, mengendalikan diri sendiri dan pengembangan diri agar pengetahuan makin bertambah merupakan kunci seorang guru agar dapat menciptakan orang-orang yang dapat mengenali diri sendiri dan pengembangan potensi diri dengan budi pekerti yang baik sehingga jalan menuju masyarakat yang selamat dan bahagia bisa tercapai. Harapannya, setelah memahami secara mendalam tentang pemikiran KHD mengenai pendidikan, maka guru diharapkan lebih banyak belajar, konsistensi terhadap apa yang telah diperoleh dari setiap pengembangan diri mengenai guru penggerak sehingga tujuan dan cita-cita mulia mengantarkan anak kepada masyarakat dengan selamat dan bahagia bisa terwujud.

            Menurut kihajar dewantara Pendidikan adalah daya upaya untuk memajukan bertumbuhnya budi pekerti seperti kekuatan batin, pengautan karakter, membuka pikiran dan wawasan, menjaga Kesehatan tubuh dalam rangka kesempurnaan hidup dengan keselarasan dunianya.

Menurut KHD kita sebagai guru harus memahami dasar-dasar Pendidikan agar dalam kegiatan pengajaran dan Pendidikan murid dapat dan sesuai dengan tujuannya.

Sesuai dengan dengan dasar pemikiran KHD yang menyatakan bahwa pendidikan adalah Menuntun, Kodrat Anak yang Merdeka, Pendidikan yang berpihak pada anak, Budi Pekerti, Anak bukan Tabula Rasa, maka ada beberapa yang pernah dan rencana akan saya lakukan di sekolah tempat saya mengajar.

1. Ide atau gagasan yang timbul sepanjang proses perubahan

Gagasan dan ide akan muncul manakala kita memang benar-benar pada posisi yang "kepepet". Saat di kelas, saya selalu meminta anak untuk memanjatkan do'a agar usaha memperoleh ilmu dengan mudah di dapat dan di aplikasikan. Setelah itu, saya berkeliling kelas untuk memeriksa kerapihan murid dan kebersihan kelas sebagai penerapan karakter yang baik. selain 5S yang kami selalu terapkan (Senyum, sapa, salam, sopan dan santun).

2. Pembelajaran dan pengalaman dalam bentuk catatan praktik baik 

Pengalaman di sekolah saya adalah saat banyaknya sampah yang berserakan terutama sampah plastik botol bekas air mineral, disana timbul ide agar mengurangi sampah plastik, maka setiap kelas wajib membeli galon masing-masing dan siswa diminta untuk membawa botol minuman, sehingga dapat mengurangi sampah botol plastik.

3. 'Foto bercerita' dari seluruh rangkaian pelaksanaan (perencanaan, penerapan dan refleksi) aksi. 

Rencana saya yang pertama adalah berkoordinasi dengan kesiswaan, dengan memanggil masing-masing ketua kelas, tentunya rencana baik ini harus tersampaikan dengan tuntas, agar setiap ketua kelas kembali menyampaikan ke teman-temannya mengenai bawa botol minum dari rumah.

Penerapan kami mulai dari yang terkecil dahulu, misalnya ketua kelas, sekretaris atau perangkat kelas lainnya, dengan menggunakan dana kas kelas, pemahaman ini tentu harus disosialisasikan dengan baik, tentu sepengetahuan orang tua murid.

Kami akan melakukan refleksi setelah pelaksanaan, misalnya meminta tanggapan dari siswa, orang tua dan pihak guru dan sekolah setelah penerapan galon on the class bisa berjalan.


4. Rekan guru sangat apresiasi dengan rencana aksi yang akan saya lakukan, namun harus ada tambahan aturan main agar diperjelas masalah biaya pembelian galon, biaya angkut dll sehingga malah menambah beban sisiwa dan orang tua.

Perasaan semangat, rasa ingin tahu yang tinggi, letih karena harus mengurus tugas disekolah bercampur aduk demi satu tujuan, memperbaiki diri dan mengembangkannya demi menuntun murid ke arah yang lebih baik..sekedar ikhtiar.

Ada lima  perubahan yang menurut kami paling diperlukan sekolah demi mewujudkan visi murid merdeka dengan lebih efektif:

  • Murid tidak merasa terbebani dengan Jam masuk sekolah
  • Murid harus Bahagia saat masuk jam sekolah, jangan merasa terbebani
  • Murid harus dengan senang hati mengerjakan tugas dari guru
  • Guru harus dapat menuntun laku siswa, karena mereka memiliki kodrat zaman yang berbeda dan berada kodrat zaman yang sama
  • Guru harus mandiri dalam mengembangkan diri agar dapat menghadapi perubahannya yang begitu cepat dan mampu mempengaruhi berbagai sendi kehidupan baik perilaku individu, struktur sosial maupun praktek berorganisasi.

Dalam melihat dunia yang berkembang dengan sangat cepat ini, kita perlu belajar melihat dengan jernih apa yang sungguh-sungguh bermakna buat kita sekarang dan di masa depan.


Tentu perubahan yang terjadi adalah perubahan sikap diri dalam menyikapi semua persoalan yang dihadapi, disini kami mulai mengatur manajemen waktu, berbagi tugas, berkolaborasi, menambah referensi dan belajar menulis yang merupakan bagian terpenting karena harus melakukan refleksi secara teratur.

Materi yang tidak kalah seru dalam upaya perbaikan diri sendiri adalah 'Budaya Positif'.

Budaya positif disini berkaitan dengan kedisiplinan, kita sebagai guru merupakan manajer tentang kedisiplinan, dimana seorang manajer harus mampu mengatur kedisiplinan melalui pendakatan "Restitusi".

Apakah Restitusi Itu?

Restitusi adalah proses menciptakan kondisi bagi murid untuk memperbaiki kesalahan mereka, sehingga mereka bisa kembali pada kelompok mereka dengan karakter lebih kuat, atau juga proses kolaborasi yang mengajarkan murid untuk mencari solusi atas masalah yang dihadapi, sehingga menjadi murid yang bertanggun jawab, mandiri dan merdeka.

Dalam teori disiplin ada beberapa yang harus kita ketahui.

1. Hukuman

Hukuman bersifat tidak terencana atau tiba-tiba, siswa tidak tahu apa yang akan terjadi apabila dia melanggar aturan, tanpa kesepakatan sebelumnya. Biasanya hukuman bisa berupa fisik, dan psikis/ kata-kata.

Cth: Siswa di minta lari mengelilingi lapangan basket 2x karena terlambat hadir kesekolah.

2. Konsekuensi/ Sanksi

Konseksuensi merupakan rule yang sudah terencana dan disepakati antara murid dan guru atau warga sekolah lainnya, pelanggar dapat ditindak berdasarkan waktu dan data yang telah dikumpulkan.

Cth: Mencatat 100x didalam buku "Saya Tidak Akan Terlambat Lagi" karena terlambat.

Guru yang baik adalah guru yang memiliki kemampuan untuk menciptakan budaya positif disekolah dengan menerapkan konsep-konsep inti seperti disiplin positif, motivasi perilaku manusia (hukuman dan penghargaan), posisi kontrol restitusi, keyakinan sekolah/kelas, segitiga restitusi dan keterkaitannya dengan Filosofi Pendidikan Nasional Ki Hadjar Dewantara, Nilai dan Peran Guru Penggerak, serta Visi Guru Penggerak.


Saat guru memahami motivasi dasar manusia, maka guru harus memilah motivasi perilaku apa yang ada pada diri murid, apakah motivasi eksternal atau internal.

Penting untuk diingat bahwa tidak semua murid dapat dikategorikan dengan tepat ke dalam satu gaya belajar tunggal, dan beberapa murid mungkin memiliki preferensi gabungan. Oleh karena itu, menghadapi berbagai gaya belajar dan menyesuaikan metode pengajaran dengan kebutuhan individu dapat membantu meningkatkan efektivitas pembelajaran dan meningkatkan pemahaman materi. Sebagai seorang guru, memahami gaya belajar murid Anda membantu Anda merancang strategi pengajaran yang lebih beragam dan inklusif untuk mendukung perkembangan belajar mereka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun