Perjalanan selama bekerja di PLN merupakan sebuah fakta pengalaman pelayanan dalam membantu masyarkat untuk hidup lebih baik, memberikan secercah cahaya dalam gelapnya malam, membantu perputaran roda pekonomian, dan bersinergi dengan segala aktivitas masyarakat untuk memudahkan setiap pekerjaan individu.
Perkenalkan nama saya Teguh Sumartono. Saya bekerja di PLN Rayon Wates, Kulon Progo, D.I. Yogyakarta kurang lebih selama 8 (delapan) tahun perjalanan. Kulon progo memiliki luas wilayah yang sangat besar dengan penduduknya yang tersebar di berbagai belahan letak geografis. PT. PLN (Persero) Rayon Wates membentangkan jaringan distribusinya untuk melayani masyarakat seluruh wilayah Kulon Progo. Disitulah PLN membuat jaringan yang bisa terinterkoneksi antara yang satu dengan yang lain. PLN mengupayakan pemberian pelayanan prima, pelayanan tanpa batas, dan tanpa padam. Maksudnya disini adalah apabila salah satu sumber listrik kekurangan energi dapat disuplai dari sumber lain. Selain itu, apabila terjadi padam di salah satu daerah atau mengalami gangguan, PLN akan melakukan perbaikan dan mengatasi gangguan tersebut.
Ketika listrik padam di suatu daerah, “Pahlawan gelap” beraksi layaknya gabungan superhero The avengers yang bekerja dalam tim untuk menyelamatkan dunia. Salah satu divisi penting dalam PLN beraksi untuk menjalankan manuver jaringan guna menyalakan kembali listrik yang padam. Manuver jaringan membutuhakan peran seorang dispatcher yaitu sebagai otaknya dan petugas lapang sebagai anggota geraknya. Semua terintegrasi menjadi satu kesatuan yang tidak bisa dilepaskan, saling memberi sinyal antara satu dan yang lain sebagaimana saraf sensorik dan saraf motorik di dalam tubuh kita yang terbuhung oleh neuron-neuron sebagai perantara sistem komunikasi sehingga terbentuk suatu gerakan yang menghasilkan apa yang diinginkan.
Dispatcher :“Progo satu wates, progo satu panggil.”
Petugas :“Lanjut yang panggil progo satu.”
Dispatcher :“Mohon meluncur ke lokasi A nomor pemutus jaringan 001 sambil melokalisir jaringan dari titik A ke titik B.”
Petugas :“Monitor.. meluncur ke titik A.”
Setelah beberapa waktu.....
Dispatcher : “Progo satu wates, progo satu panggil posisisampai mana?”
Petugas :“Progo satu sudahsampai lokasi.”
Dispatcher : “Silakan untuk dilepaspemutus jaringan 001 nya!”
Sepintas komunikasi di atas terjadi antara dispatcher dan petugas lapang ketika terjadi mati listrik, proses ini dalam dunia PLN dinamakan manuver jaringan. Manuver jaringan yaitu proses memindahkan suatu aliran energi listrik dari line (jalur pendistribusian) yang bermasalah ke line yang lain. Proses manuver jaringan membutuhkan keahlian khusus, di mana tidak semua pegawai PLN bisa melakukan proses tersebut karena membutuhkan pengetahuan tentang jaringan, kemampuan sumber yang akan dibebani, mengetahui perbedaan tegangan, mengetahui efek atau resiko manuver tersebut, dan tata cara berkomunikasi antara dispatcher dan petugas lapang yang membutuhkan pengkodean khusus. Semua itu dibutuhkan karena proses manuver bukan proses sembarangan seperti proses penyalaan lampu listrik, sebab jika terjadi kesalahan pada proses ini akan mengakibatkan hal-hal yang fatal seperti kecelakaan kerja, kerusakan jaringan, bahkan black out (mati total) di jaringan listrik tersebut.
Proses ini membutuhkan pembelajaran yang serius dan matang mengingat resiko fatal ketika terjadi kesalahan, di sini dispatcher harus mengetahui seluk beluk secara menyeluruh jaringan yang dioperasikan, peralatan yang dioperasikan oleh petugas, ukuran atau setting pada peralatan tersebut, danpanjang atau jarak jaringan satu dengan jaringan yang lain. Dispatcher jugaharus berupaya mempunyai banyak plan dalam proses manuver ini. Apabila terjadi kegagalan pada satu plan, dia harus dengan segera pindah ke plan yang lain. Sehingga hal ini cukup menantang dan membutuhkan kepiawaian khusus.
Ketika terjadi gangguan listrik PLN padam, dispatcher harus segera memikirkan bagaimana menyalakan listrik secara prosedural, berfikir prioritas daerah mana yang harus dinyalakan terlebih dahulu, serta berfikir alat pemutus jaringan mana yang harus di operasikan. Penyalaan listrik secara prosedural tidak bisa dilakukan oleh dispatcher sendiri, dispatcher membutuhkan pelaksana lapangan (petugas operasional gangguan) untuk mengoperasikan alat-alat pemutus dan penghubung jaringan PLN secara manual atau menggunakan remote control. Pelaksana lapangan ini mendapatkan komando dari dispatcher untuk melokalisir gangguan ketika terjadi listrik padam dari pangkal gardu induk hingga ujung jaringan. Dispatcher sekaligus menentukan prioritas tempat yang akan dinyalakan terlebih dahulu ketika terjadi pemadaman di beberapa lokasi. Dispatcher akan mengutamakan kantor-kantor Pemerintahan, rumah sakit, atau industri, yang notabene banyak terjadi aktivitas-aktivitas penting di sana. Jadi dispatcher harus sesegera mungkin mengatasi permasalahan listrik padam di kawasan kerja PLN.
Semua proses penyalaan listrik merupakan salah satu bagian dari kerja tim di PLN. Kami bekerja bersama untuk memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat agar bisa menikmati pemanfaatan listrik dalam setiap kebutuhan hidupnya. Kebahagiaan masyarakat adalah kekuatan kami untuk selalu bekerja nyata terangi negeri. “Pahlawan Gelap” mengabdi demi kemajuan negeri
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H