Mohon tunggu...
Teguh Suandi
Teguh Suandi Mohon Tunggu... profesional -

Software Developer

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Dinara

10 Juni 2013   23:48 Diperbarui: 24 Juni 2015   12:14 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Ini buat kamu”, kataku sambil menyodorkan satu batang coklat Van Houten dengan sedikit tertunduk tak mau beradu mata dengannya. Kulihat senyum manisnya terkembang lengkap dengan raut mukanya yang kaget dan bingung dari pantulan kotak stainless steel tempat menyimpan uang, aku masih tak berani untuk bertatapan langsung dengannya. “Terima kasih, mas” katanya dengan sedikit heran melihatku dengan posisi seperti itu. Kulihat kepalanya agak sedikit miring memintaku untuk melihatnya secara langsung. Mata kamipun kembali beradu, pandangannya sungguh menenangkan, pemilik bola mata yang sungguh indah.

Coklat Van Houten masih digenggamnya ketika aku beranikan diri untuk menegakkan pandangan, kulihat rona wajahnya sedikit memerah, seperti tersadar akan sesuatu dia menyembunyikan tangan kirinya kebawah meja kasir. Seperti tersadar akan sesuatu, kulihat sekilas ada cincin emas melingkar dijari manisnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun