“Ini buat kamu”, kataku sambil menyodorkan satu batang coklat Van Houten dengan sedikit tertunduk tak mau beradu mata dengannya. Kulihat senyum manisnya terkembang lengkap dengan raut mukanya yang kaget dan bingung dari pantulan kotak stainless steel tempat menyimpan uang, aku masih tak berani untuk bertatapan langsung dengannya. “Terima kasih, mas” katanya dengan sedikit heran melihatku dengan posisi seperti itu. Kulihat kepalanya agak sedikit miring memintaku untuk melihatnya secara langsung. Mata kamipun kembali beradu, pandangannya sungguh menenangkan, pemilik bola mata yang sungguh indah.
Coklat Van Houten masih digenggamnya ketika aku beranikan diri untuk menegakkan pandangan, kulihat rona wajahnya sedikit memerah, seperti tersadar akan sesuatu dia menyembunyikan tangan kirinya kebawah meja kasir. Seperti tersadar akan sesuatu, kulihat sekilas ada cincin emas melingkar dijari manisnya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI