Mohon tunggu...
Teguh setiawan
Teguh setiawan Mohon Tunggu... Jurnalis - Email: teguhpangerankegelapan@gmail.com

Seluruh tulisan ini saya persembahkan untuk anak saya yaitu Fathan pratama setiawan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen: Spasi di Setiap Kalimat Cinta

6 April 2022   11:32 Diperbarui: 6 April 2022   11:40 743
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dari sekian foto selfie W. Foto inilah yang selalu kusukai. Aku selalu menyukai foto ini. Senyum kecil dengan air muka yang sendu, syahdu menawan dengan kantung mata yang menggelambir turun seperti kelelahan bak kurang tidur tapi tak sedikitpun mengurangi kecantikannya. W adalah perempuan yang paling cantik.

W terus menerus selfie. Ia cukup narsis namun dalam batas yang wajar. ia selalu ingin tampil maksimal untuk semua orang. inilah yang selalu kusukai dari W.

Ia masih memainkan HP nya dengan ibu jari yang cepat. Sepertinya ia sangat dekat dengan HP sebagaimana aku sangat dekat dengan buku.

[Pukul 15:30 WIB]
Hari sudah mulai sore, sepertinya aku harus segera pulang. Buku "kappa" milik ryunosuke akutagawa aku simpan kembali ke rak asalnya. Aku siap-siap pulang.

Sebelum pulang sebaiknya aku pandang lagi W dari atas balkon ini. Ketika kulihat ternyata W sudah tidak ada ditempat. Cepat sekali ia pergi. Mungkin ia sudah bosan di perpustakaan. Ah, sudahlah mungkin W sekarang sudah pulang.

[Pukul 16:00 WIB]
Aku beranjak pulang. Aku siap-siap menuruni tangga dari atas balkon menuju ke lantai 1 aula perpustakaan. Baru saja beberapa langkah menuruni anak tangga tiba-tiba suara langkah berlawanan hadir. Rupanya seseorang sedang menaiki tangga menuju balkon dari lantai 1. Ketika mendekat, barulah terlihat, rupanya W. Aku begitu terkejut rupanya W belum pulang. Ia tak terlihat dari atas karena ia menuju balkon atas.

Aku menghentikan langkah dan melihat W berjalan ke arahku. Aku terpaku, sedikit gugup dengan hati dag dig dug melihat W yang tengah berjalan ke arahku. W dengan santai berjalan menaiki tangga. Caranya berjalan sungguh menawan, ia terlihat cantik dengan baju hitam dan jilbab abu-abunya.

Aku sangat gugup dengan semua pemandangan yang tersaji di depanku ini. Apa kau tahu, Kabar buruk dari semua perasaanku ialah selama ini aku masih memendam perasaan cinta kepada W. Sampai detik ini aku belum menyatakannya.

W tepat berada dihadapanku. Ia tiba-tiba saja memegang erat tanganku dan menuntunku duduk ke bangku. Sepertinya ada yang ingin dibicarakan, ia masih memegang tanganku dan aku tak mau melepaskannya. Tanganya begitu lembut, jemari kami saling bertautan, hangat dan penuh perasaan. Kami saling menatap.

Aku dan W sangat dekat sebelumnya. Kami bagaikan sahabat karena sebelumnya kita pun pernah satu sekolah saat SMA yaitu di SMA 3 Bandung. Maka dari itu W tak ragu saat memegang tanganku karena memang dari dulu  kami sudah dekat, namun tentang perasaanku W tak pernah tahu. Aku masih merahasiakannya. Aku masih menunggu waktu yang tepat untuk mengatakannya.

Aku masih menerka-nerka apakah W tahu tentang perasaanku? W memang penuh misteri, ia bagaikan kode enigma yang penuh teka teki, semua sikapnya perlu diterjemahkan secara apik. Hal-hal yang cukup menguras pikiran dalam menyimpulkan bagaimana perasaan W padaku. Dan aku masih terjebak dalam labirin misteri yang ia sediakan, sementara aku masih menahan semua perasaanku padanya. Cara memegang tangan saja ini perlu diterjemahkan. Bagaimana mungkin W mau memegang jemari tanganku bertautan dalam waktu yang lama. Apa ini artinya? W tak mungkin melakukan ini juga pada lelaki lain. aku tahu betul sifatnya. Ia perempuan yang anggun dalam setiap ucapan dan tindakannya. Semua keindahan terselimuti misteri. Inilah karakter yang W sendiri bangun. Aku harus mencari jawabannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun