b. Tindakan nyata ini berakar sepenuhnya dalam pemikiran individu.
c. Tindakan melibatkan pengaruh positif dari suatu situasi yang disengaja dan seringkali disertai dengan persetujuan yang diam-diam.
d. Tindakan itu diarahkan kepada individu atau sekelompok individu tertentu.
e. Tindakan tersebut memperhatikan tindakan orang lain di sekitarnya.
Dalam teori tindakan sosial Weber, perbedaan antara tindakan sosial dan perilaku manusia terletak pada makna subjektif yang terkait dengan motif dan tujuan yang dianut oleh pelaku. Bagi Weber, cara terbaik untuk memahami mengapa orang bertindak adalah dengan memahami alasan di balik tindakan tersebut. Weber mengkategorikan tindakan menjadi empat jenis berdasarkan motif pelakunya:
a. Tindakan tradisional adalah tindakan yang sudah ada dalam masyarakat sejak turun-temurun. Contohnya, "Saya melakukan ini karena itulah yang selalu kami lakukan."
b. Tindakan afektif adalah tindakan yang dipengaruhi oleh kondisi emosional dan perasaan. Tindakan ini muncul saat individu merespons secara emosional terhadap situasi eksternal dan orang lain di sekitarnya. Contoh tipe afektif adalah, "Apa yang bisa saya lakukan saat saya merasa seperti ini?"
c. Tindakan rasional instrumental adalah tindakan yang dilakukan dengan pertimbangan rasional untuk mencapai tujuan tertentu. Contohnya, "Tindakan ini adalah yang paling efisien untuk mencapai tujuan saya."
d. Rasionalitas Nilai adalah tindakan rasional yang didasarkan pada nilai-nilai personal, tanpa memperhitungkan prospek keberhasilan atau kegagalan. Dalam tipe ini, individu memiliki tekad kuat untuk mencapai tujuan yang sesuai dengan nilai-nilai mereka. Contohnya, "Saya tahu ini adalah yang benar untuk saya lakukan."
Weber percaya bahwa tindakan sosial berkaitan dengan perubahan sosial dalam masyarakat dan terkait dengan tujuan dan harapan individu. Baginya, tindakan selalu membawa makna subjektif, yang melibatkan serangkaian kegagalan tindakan yang dapat memberikan pembelajaran kepada orang lain. Tindakan sosial selalu disadari secara penuh dengan keyakinan oleh individu, dan tindakan tersebut memiliki karakter sosial yang melibatkan interaksi dengan orang lain dan pemahaman tentang peristiwa yang berulang-ulang terjadi dalam tindakan tersebut.
Esensi Asmaul HusnaÂ