Tentang mu aku tuliskan dalam sebuah karya.
Berbaris dalam ribuan kata, kekaguman yang begitu mendamba.
Sosok wanita cantik sedunia yang diam-diam aku menyimpan rasa.
Suka, itu biasa. Tetapi ini jauh berbeda.
Kekosongan hati dan kebosananku mengarahkan untuk sejenak melahirkan penasaran.
Siapa kamu? Dimana asal mu? Dan adakah yang memilikimu?
Hingga terjalin sebuah keakraban meski hanya status teman.
Senyummulah yang mengisi rongga hati dalam bentuk motivasi.
Suaramu yang sering kudengar kala menyapa, mengekspresikan diri untuk betah aku disini.
Disini dalam posisi nyaman menaruh rasa kepercayaan.
Terhadap semangat yang kau bangun untuk merobohkan rasa kebosananku.
Terima kasih asmara.
Jatuh cinta denganmu membuatku menjadi beda.
Rindu Untuk Asmara
Aku tersadar saat pagi membangunkanku pukul 06.00.
Dengan deringan ponsel yang membawa pesan singkat selamat pagi.
Dari asmara yang merubah cara pandangku menjadi lebih bermakna.
Pesan itu tak seberapa, jika dibanding dengan senyumanmu yang amat manis.
Yang pagi ini siap menampilkan pesonanya untuk menyapaku.
Hingga aku bersyukur dapat melihat bidadari yang turun ke bumi.
Masih saja aku menyimpan rasa, belum berani untuk mengungkapkan.
Kekaguman yang begitu dahsyat ku tampilkan menjadi sebuah karya.
Ini untukmu asmara.
Jatuh cinta denganmu membiarkan ku untuk merasakan rindu.
Rindu ingin bertemu sudah biasa.
Tetapi ini rindu yang dahsyat untuk wanita yang aku damba.
Hati tak lelahnya melukiskan kata-kata cinta.
Mewangi harumnya tak lekang untuk aku ungkapkan.
Untukmu asmara.
Dalam puisi kuungkapkan rasa cinta.