Memetik gitar dengan nada anggun penuh luka.
Meriahkan jiwa seraya hati teriakkan rindu.
Lagu yang biasa didengar untuk masa lalu dimainkan kembali.
Dengan suasana berbeda, sepi layaknya parasite yang menjangkit hati.
Lirik yang menggambarkan nuansa pilu.
Menghebohkan telinga yang menjalar sampai ke mata.
Meneteskan kesedihan atas dinginnya hujan yang turun dimalam ini.
Mengharapkan hujan menghapus segala kenangan.
Tetapi dinginnya sama seperti dingin sikapmu kepadaku.
Aku tak bisa, berdiri tegak melihatmu berpangku tangan dengannya.
Aku tak bisa, mengucap selamat malam dengan nada mesra.
Aku tak bisa, merasakan cinta yang kuberi dengan merelakan orang terkasih.
Aku tak bisa.
Tapi aku harus terbiasa.
Perlahan membuang rindu.
Menghapus namamu dari hatiku.
Membuang mimpi dan harapan palsu.
Serta terbiasa sepi dalam keramaian, dan ramai dalam kesepian.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI