Mohon tunggu...
Teguh Teguh
Teguh Teguh Mohon Tunggu... wiraswasta -

Freelancer menulis dan memotret agar dapur tetap ngebul

Selanjutnya

Tutup

Politik

Meramal Pemilu 2014 dengan Survei

16 Januari 2014   00:16 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:48 234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejarah telah membuktikan bahwa survei yang akurat dan ilmiah akan memberikan gambaran masa depan seperti hasil survei. Sementara survei yang sekedarnya akan merugikan pelaksana survei itu sendiri.

Dengan memberikan informasi mengenai niat pemilih, survei kadang-kadang dapat mempengaruhi perilaku para pemilih. Pengaruh perilaku ini berupa dua kelompok: pengaruh ikut-ikutan/underdog, dan pemberian suara strategis (taktis).

Hal yang mungkin akan mengejutkan adalah, dampak kebalikan dari pengaruh ikut-ikutan, yaitu dampak underdog. Ini terjadi ketika orang memberikan suaranya, karena bersimpati, kepada partai yang dianggap akan 'kalah' dalam pemilihan umum. Jadi bisa saja PDIP yang diramalkan bakal berjaya justru akan tersungkur.

Dampak pemberian suara strategis atau taktis adalah pemberian suara sebagai cara untuk memilih suatu pemerintahan. Jadi, pemilih kadang-kadang tidak memilih kandidat yang mereka sukai berdasarkan ideologi atau simpati, melainkan kandidat lain yang kurang disukai, karena pertimbangan-pertimbangan strategis.

Jadi, pada intinya hasil survei bisa dijadikan pedoman untuk meramal peta Pemilu 2014 yang akan memunculkan dua skenario pemenang yang saling bertolak belakang. Siapapun nanti yang unggul, kita semua percaya bahwa Pemilu 2014 adalah kesempatan kita merubah keadaan dan mengukir masa depan

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun