Sejarah telah membuktikan bahwa survei yang akurat dan ilmiah akan memberikan gambaran masa depan seperti hasil survei. Sementara survei yang sekedarnya akan merugikan pelaksana survei itu sendiri.
Dengan memberikan informasi mengenai niat pemilih, survei kadang-kadang dapat mempengaruhi perilaku para pemilih. Pengaruh perilaku ini berupa dua kelompok: pengaruh ikut-ikutan/underdog, dan pemberian suara strategis (taktis).
Hal yang mungkin akan mengejutkan adalah, dampak kebalikan dari pengaruh ikut-ikutan, yaitu dampak underdog. Ini terjadi ketika orang memberikan suaranya, karena bersimpati, kepada partai yang dianggap akan 'kalah' dalam pemilihan umum. Jadi bisa saja PDIP yang diramalkan bakal berjaya justru akan tersungkur.
Dampak pemberian suara strategis atau taktis adalah pemberian suara sebagai cara untuk memilih suatu pemerintahan. Jadi, pemilih kadang-kadang tidak memilih kandidat yang mereka sukai berdasarkan ideologi atau simpati, melainkan kandidat lain yang kurang disukai, karena pertimbangan-pertimbangan strategis.
Jadi, pada intinya hasil survei bisa dijadikan pedoman untuk meramal peta Pemilu 2014 yang akan memunculkan dua skenario pemenang yang saling bertolak belakang. Siapapun nanti yang unggul, kita semua percaya bahwa Pemilu 2014 adalah kesempatan kita merubah keadaan dan mengukir masa depan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H