Saya yang memimpin tim copywriter, berkoordinasi dengan Project Manager dan Art Director (yang memimpin tim desainer dan ilustrator). Saya memantau pekerjaan tim dari awal hingga akhir, memastikan kreativitasnya, kualitasnya, dan kesesuaian dengan arahan klien.
Analyst adalah tim yang mengevaluasi performa konten yang sudah terunggah. Report-nya diberikan secara bulanan, kuartal, dan tahunan (di akhir periode kerjasama) dengan klien. Sebelum laporannya dilempar ke klien, biasanya disajikan dulu ke tim internal agar kami juga mendapat evaluasinya. Di agency saya, analyst juga menjadi tim riset yang mencari-cari informasi dan data seputar klien, kompetitor, dan tren media sosial terkini.
Strategist merancang strategi komunikasi apa yang akan kita gunakan dalam sebuah project, mencakup tipe konten, gaya bahasa, alur berkomunikasi, campaign, hingga kuis atau digital activity untuk mendongkrak jumlah followers dan engagement (likes, komentar, share, dsb).Â
Iya, meskipun kami tidak bertanggung jawab dengan penjualan, namun kami tetap memiliki target yang sudah ditetapkan klien. Kami menyebutnya KPI, key performance indicator.Â
Terakhir, account executive adalah tim yang bertugas menjembatani komunikasi antara klien dengan tim internal, biar satu pintu aja. Seorang AE juga bertanggung jawab untuk menjaga hubungan baik dengan klien dan calon klien.
Anak Agency dan Lembur
Sebagian dari teman-teman mungkin sudah sering mendengar betapa anak agency akrab dengan begadang dan lembur di hari libur. Kenapa bisa terjadi? Apakah jam kerjanya memang ambyar? Segitu beratnya kah bekerja di social media agency?
Kita semua tentunya paham, bahwa media sosial itu sangat dinamis. Apa yang sedang terjadi di negara ini dan di planet ini dapat kita pantau di media sosial.Â
Dari sini, terbayang sudah bila terkadang klien menginginkan ada postingan dadakan agar bisa berbaur dengan tren di masyarakat, atau kalau dalam bahasa anak agency disebut: riding the hype. Trennya bisa macam-macam, contohnya: tontonan, meme, video joged, atau berita apa pun.
Lembur atau begadang juga bisa disebabkan karena adanya perubahan arahan atau pendapat dari level manajerial di pihak klien, membuat konten atau campaign yang semula sudah approved jadi harus direvisi kembali.